Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun

Kompas.com, 5 Desember 2025, 08:05 WIB
Monika Novena,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Sumber Guardian

KOMPAS.com - Sebanyak 66 juta ton polusi dari kemasan plastik yang masuk lingkungan global setiap tahun hampir bisa dihilangkan pada tahun 2040 atau 15 tahun ke depan, berdasarkan penelitian dari organisasi nirlaba Pew Charitable Trusts bekerja sama dengan akademisi dari Imperial College London dan Universitas Oxford.

Para peneliti melanjutkan, hal tersebut dimungkinkan terjadi bila skema pengembalian (return) dan pakai ulang (reuse) kemasan plastik dapat diaplikasikan secara masif.

Baca juga: 

Apabila tidak ditangani, polusi plastik akan meningkat lebih dari dua kali lipat dalam 15 tahun ke depan menjadi 280 juta metrik ton per tahun. Jumlah itu setara dengan satu truk penuh sampah plastik yang dibuang setiap detik. 

Hal tersebut akan merusak setiap aspek kehidupan, dari ekonomi, kesehatan masyarakat, hingga kerusakan iklim, menurut laporan Breaking the Plastic Wave 2025.

"Pertumbuhan pesat ini akan membahayakan kesehatan dan mata pencaharian manusia melalui meningkatnya tingkat polusi tanah, air, dan udara, paparan bahan kimia beracun, dan risiko penyakit, serta menyebabkan tingkat konsumsi dan keterikatan yang lebih tinggi di antara spesies lain, yang mengakibatkan lebih banyak hewan menderita penyakit, cedera, dan kematian," kata para penulis studi tersebut, dikutip dari The Guardian, Rabu (3/12/2025).

Baca juga:

Sumber sampah terbesar berasal dari kemasan

Skema return dan reuse sangat penting dilakukan

Penelitian Pew Charitable Trusts menunjukkan polusi plastik bisa turun 97 persen pada 2040 lewat skema return dan reuse. Simak penjelasannya.PIXABAY/STEFAN SCHWEIHOFER Penelitian Pew Charitable Trusts menunjukkan polusi plastik bisa turun 97 persen pada 2040 lewat skema return dan reuse. Simak penjelasannya.

Sumber sampah plastik terbesar di dunia berasal dari kemasan, yang digunakan sekali lalu dibuang, dan sebagian besar tidak dapat didaur ulang.

Pada tahun 2025, kemasan menyumbang 33 persen dari total sampah plastik global, menyebabkan 66 juta ton polusi mencemari lingkungan setiap tahunnya. 

Namun, polusi kemasan hampir dapat dihilangkan dengan tindakan bersama seperti skema return dan reuse.

Penelitian ini juga menemukan, jika kebijakan tersebut dikombinasikan dengan larangan penggunaan polimer tertentu dan mengganti plastik dengan bahan lain, polusi plastik dapat dikurangi hingga 97 persen dalam 15 tahun ke depan.

“Ada dua cara utama untuk mengurangi polusi dari kemasan plastik hingga 97 persen pada tahun 2040. Cara terbesar adalah sistem penggunaan kembali dan pengembalian, yang akan menghilangkan dua pertiga polusi. Cara kedua adalah pengurangan produksi plastik untuk kemasan dan penggunaan material lain seperti kardus, kaca, logam, serta pelarangan polimer tertentu,” kata direktur proyek pencegahan polusi plastik di Pew Foundation, Winnie Lau.

"Kita punya kemampuan untuk mengubah hal ini," tambah dia.

Baca juga: Cuaca Ekstrem Perparah Polusi Plastik, Lebih Mudah Menyebar dan Berbahaya

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Pemerintah
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Pemerintah
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
LSM/Figur
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Swasta
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
LSM/Figur
RSPO Belum Terima Laporan Dugaan Anggota Sebabkan Banjir Sumatera
RSPO Belum Terima Laporan Dugaan Anggota Sebabkan Banjir Sumatera
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau