KOMPAS.com - Yayasan WINGS Peduli mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran pengelolaan sampah bertanggungjawab dalam rangka memperingati Hari Bumi 2023 melalui kegiatan #PilahdariSekarang.
Untuk diketahui, berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi (Susenas) pada 2017, sebanyak 66,8 persen masyarakat Indonesia masih membakar sampah rumah tangga tanpa dipilah, termasuk membakar sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) bersama sampah lainnya.
Kemudian, World Population Review mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara kelima penyumbang limbah plastik ke lautan terbesar pada 2021. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pengelolaan sampah dan bahayanya dalam pencemaran lingkungan masih minim.
Oleh sebab itu, Yayasan WINGS Peduli melalui kampanye #PilahdariSekarang mengedukasi penerapan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga, mengaplikasikannya, serta bahaya sampah tercampur kepada 3.000 masyarakat di Indonesia.
Baca juga: Sampah Plastik: Antara Sumber Energi dan Polutan
Beberapa daerah yang telah mendapatkan pelatihan, di antaranya adalah Kecamatan Soreang, Bandung, Tasikmalaya, Cirebon, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Bekasi.
Kegiatan itu diharapkan dapat mendorong pengelolaan sampah berkelanjutan serta membantu pemerintah mengoptimalkan pengelolaan sampah pada 2025.
Perwakilan Yayasan WINGS Peduli Sheila Kansil mengatakan bahwa target kampanye #PilahdariSekarang adalah masyarakat sebagai pelaku aktif penghasil sampah.
“Kami menargetkan untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas, melalui kolaborasi kami dengan pemerintah, instansi pendidikan, organisasi lingkungan, hingga karyawan WINGS itu sendiri, untuk kami dapat bertemu dan berdialog langsung dengan mereka,” tutur Sheila dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (19/4/2023).
Sheila melanjutkan, Yayasan WINGS Peduli menemukan beragam respons dari berbagai kelompok masyarakat mengenai pengelolaan sampah. Menurutnya, ibu rumah tangga adalah kelompok termudah dalam menerima edukasi mengenai pemilahan sampah dengan Bank Sampah sebagai topik yang paling diminati.
Sementara itu, pelajar merupakan kelompok yang paling antusias dengan informasi jumlah sampah menumpuk di Indonesia.
“Kampanye #PilahdariSekarang merupakan lanjutan dari program Yayasan WINGS Peduli untuk lingkungan,” ujarnya.
Sejak 2019, imbuhnya, Yayasan WINGS Peduli telah berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk melakukan aksi bersih sungai dan laut sebagai upaya mengurangi penumpukan sampah, sekaligus menambahkan fasilitas trash boom di sejumlah aliran sungai untuk mengadang sampah sungai bocor ke laut.
Baca juga: 5 Sampah Rumah Tangga yang Bisa Dimanfaatkan Kembali, Apa Saja?
Kemudian, pihaknya juga menyediakan tempat penampungan sementara (TPS) di Jakarta Timur sebagai salah satu daerah padat penduduk di Jakarta sekaligus meresmikan sejumlah bank sampah bagi warga setempat. Tujuannya, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pemilahan sampah.
Sebagai informasi, berbagai upaya tersebut sejalan dengan filosofi dan komitmen Wings Group.
Sementara itu, Managing Director and Co-founder Nara Synergy Angeline Callista mengatakan bahwa memilah sampah berdasarkan kategori bahan bakunya merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan pengolahan sampah di tahap selanjutnya.
Menurutnya, saat ini, 80 persen aksi pemilahan sampah dilakukan oleh ekonomi informal, termasuk pemulung yang diberi kompensasi rendah dan bekerja dalam kondisi buruk.
“Padahal, jika pemilahan sampah dilakukan dari tingkat rumah tangga, sampah yang menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA) dan tersebar di lautan dapat berkurang sehingga akan mendukung program pengelolaan sampah lanjutan, seperti bank sampah, sistem daur ulang plastik, kertas, hingga bahan organik," ujar Angeline.
Berkat kampanye #PilahDariSekarang yang digerakkan Yayasan WINGS Peduli, salah satu warga Kabupaten Soreang, Yuli, tergerak untuk memilah sampah di rumah setelah mengetahui perbedaan sampah berdasarkan bahan bakunya.
Baca juga: Jangan Langsung Dibuang, Sampah Dapur Berikut Bisa Jadi Pupuk Alami
“Saya diberi edukasi mengenai cara memilah sampah dengan benar. Sekarang jadi mengetahui mana (sampah) anorganik dan organik. Jadi, bisa memisahkan sampah, mana yang bisa dibuang dan mana yang perlu didaur ulang,” ucapnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya