Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Bedah Ini Manfaatkan Lahan Sempit di Rumah untuk Beternak Lele

Kompas.com - 05/11/2023, 15:37 WIB
Heru Dahnur ,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Banyak cara untuk memanfaatkan lahan rumah yang sempit menjadi bermanfaat.

Salah satunya dengan menggunakan kolam terpal sebagai wahana beternak lele. Cara ini selain efisien tentu saja sangat efektif mendukung ketahanan pangan keluarga.

Hal demikian bisa ditemukan di sebuah rumah warga di perumahan Citraland, Blok Lavender A, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Penghuni rumah Armayani Rusli yang sehari-hari bekerja sebagai dokter spesialis bedah, mengaku mencoba memanfaatkan lahan belakang rumahnya agar tidak menganggur sia-sia.

Baca juga: Buah Sukun Bisa Jadi Alternatif Pangan Pengganti Beras

"Saya baru coba dibantu teman juga, budidaya lele. Karena lahan belakang rumah sangat sempit, kiri kanan sudah tembok tetangga, maka digunakanlah kolam terpal," kata Armayani saat berbincang dengan Kompas.com, di kediamannya, Sabtu (4/11/2023).

Armayani menuturkan, beternak lele menjadi pilihan karena lele termasuk spesies ikan yang punya daya tahan kuat dibandingkan ikan lainnya. Selain itu ikan lele sangat disukai keluarga dan para kolega.

"Yang perlu diperhatikan adalah ganti air, sebulan bisa dua kali. Selanjutnya beri pakan pelet secara rutin," ujar Armayani yang berdinas di RSUD Soekarno Bangka Belitung.

Gazebo untuk melengkapi pemanfaatan lahan belakang rumah di perumahan Citraland, Pangkalpinang, Bangka Belitung, Sabtu (4/11/2023).KOMPAS.com/HERU DAHNUR Gazebo untuk melengkapi pemanfaatan lahan belakang rumah di perumahan Citraland, Pangkalpinang, Bangka Belitung, Sabtu (4/11/2023).
Lele yang dikembangkan Armayani berjenis lele dumbo yang kini sudah berumur satu bulan. Lele tersebut ditempatkan pada kolam terpal berukuran 1x1,5 meter dengan tinggi 70 sentimeter, kedalaman air berkisar 30 sentimeter.

Terdapat tiga kolam terpal yang ditaruh berjejer menyamping di lahan yang hanya seluas lima meter per segi.

Setiap kolam dilengkapi pompa dan saluran udara yang menyala 24 jam non stop.

Material kolam, kata Armayani dibuat sederhana menggunakan terpal dan sambungan pipa paralon sehingga dengan mudah dibongkar pasang.

Baca juga: Air Virtual dalam Peta Ketahanan Pangan

Bersebelahan dengan kolam terpal, Armayani yang juga memperkenalkan enter enzime, menggunakan lahan tersisa untuk bertanam jagung, nanas dan sayuran.

Kebun mini itu pun menjelma bak taman yang asri dengan gemericik suara air dari kolam terpal. Suasana santai di belakang rumah semakin lengkap dengan adanya gazebo kayu dengan tangga setinggi setengah meter. Gazebo digunakan sebagai tempat bersantai sembari mencicip hidangan.

"Semuanya sistem organik, air buangan dari kolam kita gunakan untuk menyiram tanaman," beber Armayani.

"Ini bisa jadi healing dan relaksasi juga, merawat lele dan tanaman, kita harus mulai dari keluarga masing-masing untuk menjaga pangan bergizi," pungkas mantan ketua IDI Wilayah Jambi 2011-2014 itu.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com