KOMPAS.com - Para petambak Desa Pegat Batumbuk, Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, telah berhasil mempraktikkan budi daya udang tradisional ramah lingkungan.
Budi daya ini dilakukan melalui program Masyarakat Sahabat Tambak Indonesia (MESTI) yang didanai oleh Chevron, dan dikembangkan oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), organisasi nirlaba Pact, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Salah satu petambak yang menerapkan budi daya udang berkelanjutan, Abdurahman mengatakan, di awal bergabung dengan Program MESTI, hasil panen yang didapatkan hanya sekitar 3,5 kilogram.
Secara bertahap, hasil panen meningkat menjadi 9 kilogram, kemudian 35 kilogram, dan terakhir pada masa panen raya ini mencapai 50 kilogram.
“Siklus panen juga menjadi lebih cepat. Dulu 3 atau 4 bulan sekali panen, sekarang bisa 2 bulan sekali panen. Selain itu, kami juga mendapat panen lain yaitu bandeng dan kepiting yang jumlahnya juga terus meningkat,” ujar Abdurahman dalam pernyatannya, Rabu (21/8/2024).
Baca juga: Suhu Laut Selandia Baru Pecahkan Rekor Tertinggi
Adapun program ini bertujuan menciptakan desain tambak udang baru yang berkelanjutan, dan mendokumentasikan operasi tambak udang dengan lebih baik sesuai standar internasional.
Salah satu pendekatan yang digunakan oleh YKAN dalam Program MESTI, adalah Shrimp-Carbon Aquaculture (SECURE). Model ini menggabungkan budi daya udang tradisional
dengan restorasi mangrove yang berkelanjutan.
Melalui SECURE, hingga 80 persen luas tambak udang dapat dipulihkan menjadi hutan mangrove, sedangkan sisanya dapat dipertahankan sebagai tambak dengan berbagai perbaikan sarana dan peralatan untuk proses budi daya.
"Metode ini dapat menghasilkan panen udang yang setara dengan 100 persen penggunaan lahan untuk tambak," imbuh dia.
Sebagai informasi, model baru budi daya perairan berkelanjutan ini bertujuan menghasilkan produktivitas yang sama di lahan tambak seluas 2 hektar, seperti yang dihasilkan di lahan tambak seluas 10 hektar tambak udang.
Seperti diketahui, mengubah mangrove menjadi budi daya perairan, terutama tambak udang, telah menyebabkan hilangnya mangrove di Kalimantan dan Sulawesi. Padahal, mangrove memberikan perlindungan garis pantai dari bencana, mengurangi risiko erosi, hingga menyimpan karbon.
Hal ini mendorong Pemerintah Kabupaten Berau untuk meluncurkan Program MESTI (Masyarakat Sahabat Tambak Indonesia), akronim dari frasa bahasa Indonesia yang berarti "mangrove adalah sahabat bagi tambak berkelanjutan".
Baca juga: NTTI Pasang Pembatas, Selamatkan Laut Bunaken dari Sampah Plastik
Mewakili Bupati Berau Sri, Jaka Siswanta mengatakan, pemerintahannya mendukung program MESTI untuk memulihkan ekosistem mangrove tanpa mengganggu mata pencaharian petambak udang.
"Petambak udang di Pegat Batumbuk telah membuktikan bahwa budi daya udang yang ramah
lingkungan itu sangat mungkin dilakukan. Kami berharap semakin banyak petambak udang
di daerah lain di Berau dapat mengadopsi praktik budi daya berkelanjutan seperti ini," kata
Jaka.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya