Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama-sama Bahan Bakar Nabati, Berikut Perbedaan HVO dan FAME Beserta Potensinya di Indonesia

Kompas.com - 12/05/2023, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Di tengah ancaman pemanasan global dan perubahan iklim yang semakin nyata, dunia tengah berlomba-lomba mencari energi alternatif pengganti bahan bakar fosil, tak terkecuali minyak bumi.

Selain dapat memperburuk pemanasan global, ketersediaan bahan bakar fosil termasuk minyak bumi di alam terbatas dan suatu saat akan habis.

Salah satu upaya yang dilakukan sejauh ini adalah mengembangkan bahan bakar nabati (BBN) sebagai alternatif selain minyak bumi.

Dua BBN yang saat ini menonjol dan terus digenjot pengembangannya adalah fatty acid methyl ester (FAME) dan hydrotreated vegetable oil (HVO).

Berikut perbedaan antara HVO dan FAME, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber.

Baca juga: Chandra Asri dan LX International Jajaki Kerja Sama Proyek HVO

HVO

Menristekdikti Mohamad Nasir saat mengunjungi Pengolahan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) Menjadi Green Diesel atau Diesel Nabati dengan Teknologi Co-Processing di Kilang Pertamina Refinery Unit II Dumai, Riau pada Kamis (16/5/2019).Dok. Kemenristekdikti Menristekdikti Mohamad Nasir saat mengunjungi Pengolahan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) Menjadi Green Diesel atau Diesel Nabati dengan Teknologi Co-Processing di Kilang Pertamina Refinery Unit II Dumai, Riau pada Kamis (16/5/2019).

HVO adalah BBN yang diproduksi melalui proses hidrogenasi dan hydocracking menggunakan hidrogen. Bahan baku dari HVO adalah minyak nabati mulai dari minyak sawit, minyak kedelai, minyak jagung, bahkan minyak jelantah, dan lain sebagainya.

Dilansir dari buletin Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), salah satu produk utama dari HVO adalah green diesel atau solar hijau.

Produk ini bisa langsung dipakai untuk mesin diesel konvensional tanpa memerlukan adaptasi mesin dan sistem bahan bakar.

Kilang pengolah HVO, atau disebut sebagai biorefinery, juga mampu menghasilkan sejumlah produk yang bervariasi mulai dari biofuel hingga biokimia yang digunakan sebagai bahan baku untuk industri petrokimia.

Baca juga: Uji Coba Kilang Cilacap Bisa Produksi Green Diesel dan Avtur

Dilansir dari publikasi berjudul Teknologi Produksi Green Diesel untuk Pembuatan Bahan Bakar Minyak Alternatif dari Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi, green diesel diperoleh dengan mengadopsi katalis hydrotreating.

Dengan proses hidrogenasi dengan katalis hydrotreating mampu mengubah ikatan senyawa trigliserida dalam minyak nabati menjadi senyawa hidrokarbon rantai parafinik lurus yang menyerupai struktur senyawa hidrokarbon dalam solar.

Produk green diesel memiliki kualitas yang lebih baik dari segi angka setana (cetane number), kandungan sulfur serta densitas dari produk yang dihasilkan.

Baca juga: Akhir November, Pertamina Uji Coba Produksi Green Diesel di Kilang Cilacap

FAME

Pemakaian Biosolar disebut memberikan sejumlah kendala pada mesin dieselrednewswire.com Pemakaian Biosolar disebut memberikan sejumlah kendala pada mesin diesel

FAME biasa dikenal dengan biodiesel, BBN yang diolah dari minyak nabati untuk campuran solar. Berbagai minyak nabati yang bisa dipakai seperti minyak sawit, minyak kedelai, dan lain-lain.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com