KOMPAS.com – Sejarah pengembangan energi panas bumi tanah tidak bisa dilepaskan dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang, PLTP tertua di Indonesia.
PLTP Kamojang terletak di Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan dikelola oleh lintas Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
PLTP Kamojang termasuk dalam Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Kamojang-Darajat dengan izin pengelolaan panas bumi (IPB) dipegang oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).
Baca juga: 10 PLTP Terbesar di Dunia, 2 Ada di Indonesia
Energi panas bumi adalah salah satu sumber energi terbarukan dan tidak melepaskan emisi gas rumah kaca (GRK) ke atmosfer. Kehadiran PLTP Kamojang mampu menahan lepasnya 1,2 juta ton setara karbon dioksida setiap tahunnya.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi tertua di Indonesia ini masih terus beroperasi hingga kini dan memasok listrik untuk 260.000 rumah.
Berikut kisah tentang PLTP Kamojang.
Baca juga: Potensi Panas Bumi di Jawa Barat, Terbesar se-Indonesia
Sejarah mengenai PLTP Kamojang bisa ditelusur bahkan sejak zaman penjajahan Belanda pada awal abad ke-20.
Mulanya, pemerintah kolonial Belanda menemukan adanya potensi panas bumi di sekitar Gunung Gajah gugusan Gunung Guntur Bandung pada 1918, sebagaimana dilansir Kompas.com.
Saat itu, potensi energi panas bumi yang diidentifikasi diperkirakan mencapai 300 megawatt (MW). Berbagai diskusi dilakukan, hingga pada 1926 dilakukan pengeboran pertama.
Setelah Indonesia merdeka dari cengkeraman penjajah, penggarapan potensi panas bumi tidak serta merta ditinggalkan. Bahkan, sempat ada kerja sama dengan Selandia Baru untuk eksplorasi lanjutan.
Baca juga: 10 Negara dengan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Terbanyak di Dunia, Indonesia Nomor 2
Dilansir dari situs web Kementerian ESDM, pada 1970-an dilakukan pengeboran 14 sumur eksplorasi di wilayah tersebut, melibatkan kerja sama antara Geothermal Survey of Indonesia dengan New Zealand Geothermal Project.
Selain itu, dibangunglah unit pembangkit panas bumi di sana. Pada 1978 energi panas bumi di Kamojang untuk pertama kalinya menghasilkan energi listrik sebesar 0,25 MW.
Pada 1981, pembangkit unit 1 di PLTP Kamojang berhasil beroperasi dan menyalurkan uap 30 MW.
Sejak saat itu, pengembangan PLTP Kamojang terus ditingkatkan hingga memiliki lima unit pembangkit dengan total kapasitas terpasang 235 MW.
PLTP Kamojang saat ini masih terus beroperasi dan menjadi pembangkit listrik tenaga panas bumi tertua di Indonesia yang terus aktif.
Baca juga: Peta Potensi Panas Bumi Jawa Tengah
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya