Perlu diwaspadai bahwa perokok memiliki risiko dua kali lebih tinggi terkena katarak dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
Asap rokok mengandung bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi sehingga merusak jaringan lensa mata dan menyebabkan terjadinya katarak.
Konsumsi alkohol
Berdasarkan hasil studi, konsumsi alkohol juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami katarak. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat merusak jaringan lensa mata dan menyebabkan katarak.
Paparan sinar matahari
Paparan radiasi ultraviolet (UV) dari sinar matahari juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami katarak.
Baca juga: 7 Cara Mengurangi Polusi Udara yang Berbahaya bagi Kesehatan
Paparan sinar UV dalam waktu yang lama dapat menyebabkan perubahan metabolisme pada lensa mata sehingga lensa yang tadinya jernih menjadi keruh.
Riwayat trauma pada mata
Trauma pada mata akibat kecelakaan, benturan di area mata dan sekitarnya ataupun karena serpihan material tajam yang masuk ke mata dapat merusak jaringan lensa mata sehingga kejernihan lensa menurun.
Akibatnya katarak akan timbul lebih cepat atau katarak terjadi beberapa tahun setelah trauma tersebut.
Infeksi saat kehamilan
Katarak dapat terjadi pada bayi baru lahir atau yang disebut katarak kongenital. Hal ini disebabkan jika Ibu saat hamil mengalami infeksi seperti rubella.
Infeksi Rubella pada Ibu hamil dapat menjadi penyebab utama terjadinya katarak kongenital pada anak yang dilahirkan. Katarak kongenital ini dapat terjadi pada salah satu mata anak atau keduanya.
Mengonsumsi obat-obatan tertentu jangka panjang
Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka waktu panjang juga memiliki risiko perkembangan katarak seperti obat yang mengandung kortikosteroid (anti peradangan), amiodaron (obat jantung), fenitoin (obat kejang), dan klorpromazin (obat penenang).
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya