Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 31 Mei 2023, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Praktik buang air besar (BAB) sembarangan di Indonesia masih terjadi di berbagai wilayah.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2022, masih ada 5,86 persen rumah tangga di Indonesia yang melakukan BAB sembarangan di tempat terbuka.

Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 2020 masih ada 6,11 persen populasi Indonesia yang BAB sembarangan di tempat terbuka.

Baca juga: Jutaan Rumah Tangga di Indonesia Masih BAB Sembarangan

Menurut BPS, populasi Indonesia pada 2020 tercatat 270,203 jiwa. Itu berarti masih ada 16,509 juta penduduk Indonesia yang BAB sembarangan di tempat terbuka.

Dilansir dari Conserve Energy Future, semakin tinggi tingkat BAB sembarangan di suatu daerah, semakin tinggi pula masalah sanitasi dan pengelolaan limbah di daerah itu.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan masih adanya praktik BAB sembarangan seperti edukasi yang kurang, kemiskinan, lokasi yang sangat terpencil, hingga kurangnya dukungan pemerintah.

Baca juga: Peringkat 4 Terendah di Jatim, Sidoarjo Targetkan Bebas BAB Sembarangan

Akibat BAB sembarangan

Di sisi lain, praktik BAB sembarangan memicu potensi sejumlah bahaya yang mengintai tak hanya individu yang melakukannya, tapi juga orang lain.

Apa akibat yang ditimbulkan jika seseorang buang air besar sembarangan? Dilansir dari beberapa sumber, berikut dampaknya.

1. Meningkatnya penularan penyakit melalui air

Salah satu dampak dari BAB sembarangan adalah penularan penyakit melalui air. Salah satu contoh terbanyak adalah diare.

Diare dan penyakit lain yang terkait dengan BAB sembarangan paling banyak menyerang bayi di bawah lima tahun (balita) karena mereka sangat rentan terhadap penyakit.

Penularan penyakit terjadi karena sebagian besar praktik BAB sembarangan terjadi di dekat saluran air dan aliran sungai.

Masalah kesehatan bisa menjadi lebih parah air dari aliran sungai yang biasa dimanfaatkan untuk BAB sembarangan dipakai untuk kebutuhan sehari-hari seperti air minum dan masak.

Hal tersebut akan memicu berbagai penyakit ditularkan melalui air seperti kolera, tifus, dan trachoma.

Di daerah perkotaan, penularan penyakit dari BAB sembarangan biasanya melalui sistem drainase untuk mengalirkan air hujan ke saluran air yang alami.

2. Penularan penyakit tidak langsung

Selain penyakit yang ditularkan melalui air, ada pula potensi penularan penyakit secara tidak langsung, contohnya melalui lalat.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
Swasta
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Pemerintah
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
Pemerintah
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Pemerintah
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau