Toilet pengompos merupakan suatu sistem toilet sederhana yang hemat air dan tetap higienis.
Ide toilet pengompos diambil dari sistem toilet cubluk yang banyak dipakai oleh masyarakat Indonesia. Toilet ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari setiap pengguna.
Toilet pengompos tidak memerlukan air untuk pembilasan kotoran. Sehingga, bisa menghemat air untuk dialihkan ke keperluan lain.
Baca juga: Mengenal Tujuan 6 SDGs: Air Bersih dan Sanitasi Layak
Hasil pengomposan kotoran dari toilet ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman.
Dalam satu bilik dapat dibangun dua toilet pengompos yang bisa digunakan bergantian setiap tiga bulan untuk proses penampungan tinja dan pengomposan.
Selama tiga bulan pertama, jika penampungan di toilet pengompos pertama sudah penuh, BAB bisa dilakukan di toilet kedua.
Setelah tiga bulan kemudian, maka kompos dapat dipanen dan toilet bisa digunakan kembali. Begitu siklus selanjutnya.
Baca juga: Capaian Sanitasi Layak di Indonesia, Yogyakarta Paling Atas, Papua Paling Buncit
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya