KOMPAS.com - Stunting atau tengkes adalah suatu kondisi di mana anak gagal tumbuh karena beberapa faktor penyebabnya.
Stunting merujuk pada kondisi anak yang lebih pendek dari tinggi badan seumurannya lantaran kekurangan gizi dalam waktu lama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan.
Stunting tidak hanya berpengaruh kepada tinggi anak, tapi juga perkembangan anak secara keseluruhan.
Stunting tidak terjadi seketika dan serta-merta, akan tetapi merupakan akumulasi dari berbagai faktor, salah satunya kekurangan gizi kronik.
Penanganan dan pencegahan stunting tak bisa dilepaskan dari identifikasi faktor-faktor penyebabnya.
Lantas apa saja penyebab utama stunting? Berikut beberapa faktor penyebabnya.
Baca juga: Investasi Kader Kesehatan Jadi Kunci Menekan Stunting, 90 Persen Belum Terlatih
Kurangnya makanan bergizi selama masa di dalam kandungan maupun masa bayi di bawah lima tahun (balita) menjadi salah satu faktor penting terjadinya stunting.
Makanan bergizi tersebut meliputi makanan yang tinggi vitamin, tinggi mineral, mengandung protein hewani, dan tinggi keragaman pangan.
Asupan gizi yang tidak memadai alias adekuat memengaruhi pertumbuhan fisik pada anak.
Jika asupan nutrisi anak terpenuhi, maka pertumbuhan dan perkembangan anak akan menjadi optimal.
Sebaliknya apabila, status gizi anak bermasalah maka akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya hingga dewasa.
Baca juga: Cegah Stunting, Dana Desa Dapat Digunakan Penguatan Posyandu
Masalah kesehatan yang dialami anak atau balita juga bisa menyebabkan stunting.
Masalah kesehatan pada anak yang paling sering terjadi adalah infeksi seperti diare, infeksi saluran pernafasan atas, cacingan, dan penyakit lain yang berhubungan dengan gangguan kesehatan kronik.
Masalah kesehatan anak dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan karena asupan makanan berkurang.
Kurangnya asupan makanan membuat zat gizi yang diterima oleh tubuh anak menjadi berkurang, sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan.
Masalah kesehatan yang berlanjut dan terjadi secara terus menerus berpotensi menyebabkan gangguan gizi kronik yang memicu stunting.
Baca juga: Kualitas Hidup Masa Remaja Penting Cegah Stunting Generasi Mendatang
Pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan kepada bayi baru lahir memiliki efek yang sangat signifikan, terutama untuk mencegah bayi stunting.
Pemberian ASI eksklusif merupakan bagian stimulasi utama antara ibu dan bayi serta meningkatkan data tahan tubuh.
Orangtua juga bisa menjadi faktor penting mengenai stunting pada anak. Contohnya, ibu yang masa remajanya kurang nutrisi berpotensi membuat anaknya kelak stunting.
Selain itu, pendidikan orangtua, pengetahuan orangtua mengenai gizi, pemberian ASI eksklusif, umur pemberian makanan pendamping (MP) ASI, serta faktor genetik juga turut berpengaruh.
Faktor penyebab stunting juga dipengaruhi oleh pekerjaan ibu, tinggi badan ayah, tinggi badan ibu, pendapatan orangtua atau keluarga, jumlah anggota rumah tangga, dan pola asuh.
Baca juga: Sanitasi Layak dan Aman Berpengaruh Turunkan Stunting
Akses sanitasi layak dan air bersih menjadi salah satu faktor yang sangat memengaruhi pertumbuhan anak.
Kurangnya akses ke sanitasi layak dan air bersih memicu beberapa risiko penyakit karena kurangnya kebersihan
Jika akses sanitasi layak dan air bersih tercukupi, maka kebersihan bisa terjaga sehingga terhindar dari berbagai penyakit.
Balita yang jarang sakit karena kebersihannya terjaga bisa dioptimalkan asupan gizinya sehingga terhindar dari stunting.
Ada beberapa dampak yang disebabkan oleh stunting terhadap anak. Dampaknya bisa terasa dalam janga pendek ataupun jangka panjang
Dalam jangka pendek, stunting dapat menyebabkan terganggungan perkembangan otak, kecerdasan, pertumbuhan fisik, dan metabolisme dalam tubuh.
Dalam jangka panjang, stunting membuat anak mengalami penurunan kognitif yang memengaruhi prestasi belajar, mudah sakit, dan postur tubuh tak maksimal.
Anak yang mengalami stunting berisiko tinggi mengidap sejumlah pengakit di usia tua seperti diabetes, kegemukan, penyakit jantung, dan lain-lain.
Oleh karena itu, pencegahan stunting penting untuk dilakukan untuk menjaga generasi cemerlang di masa depan.
Baca juga: Tak Hanya Fisik, Gangguan Mental Ibu Berpotensi Sebabkan Bayi Stunting
Sumber:
Ditjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya