Harga pangan yang melambung adalah pembicaraan umum dari seluruh peristiwa El Nino, menurut laporan Deutsche Bank baru-baru ini.
Selain makanan dan pertanian, industri pakaian juga bisa kena getahnya. Penjualan pakaian untuk musim dingin bisa menurun.
Simeon Siegel, seorang analis analis di BMO Capital Markets, mengatakan bahwa perubahan cuaca yang tidak terduga dapat berdampak negatif pada sektor retail.
Baca juga: Hadapi El Nino, Ditjen PSP Kementan Serahkan Bantuan untuk Petani di Lombok Barat
"Meskipun tidak ada peretail yang ingin menyalahkan cuaca karena muncul sebagai alasan, cuaca sangat penting bagi sebagian besar peretail, terutama pakaian jadi dan barang musiman," kata Siegel.
Dia menuturkan, peretail dan merek tidak hanya harus memperkirakan apa yang diinginkan konsumen, mereka juga perlu memprediksi fenomena alam.
"Jelas, untuk perusahaan yang menjual mantel, panggangan, furnitur luar ruangan, sweater, atau celana pendek, cuaca bisa menjadi pembeda antara perlu membeli mantel itu atau tidak,” tambahnya.
Sektor penerbangan dan pariwisata juga dapat merasakan sengatan El Nino.
Baca juga: Studi Baru: Tembok Berusia 1.000 Tahun di Peru Ternyata Dibangun untuk Menahan Banjir akibat El Nino
Dalam studi pada 2021 di jurnal Atmosphere, para peneliti menganalisis jumlah kunjungan ke 48 objek wisata alam di AS untuk menguji keinginan wisatawan berpiknik selama peristiwa El Nino.
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa fenomena El Nino menyebabkan penurunan yang signifikan dalam kunjungan wisatawan.
El Nino juga cenderung memperkuat badai seperti badai yang terjadi di Samudra Pasifik, menurut Dupigny-Giroux.
"Terjadi 16 badai saat musim badai Pasifik masing-masing tahun 2014 dan 2015, jumlah gabungan tertinggi yang pernah tercatat," kata laporan Deutsche Bank.
Baca juga: Fenomena El Nino dan Peringatan WHO soal Peningkatan Penyebaran Penyakit
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya