Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 6 Juli 2023, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Mengingat negara ini memperluas pembangunan PLTB dengan cepat, sejumlah analis memperkirakan Brasil akan memiliki setidaknya 30.000 MW alias 30 gigawatt (GW) kapasitas terpasang PLTB pada 2024.

Baca juga: 10 Negara dengan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Terbanyak di Dunia, Indonesia Nomor 2

6. Inggris

  • Kapasitas terpasang PLTB: 27.130 MW

Inggris meningkatkan kapasitas terpasang PLTB sebesar 11,1 persen pada 2021. Dari 27.130 MW, sekitar 12.700 MW merupakan PLTB lepas pantai.

Inggris juga telah meningkatkan kapasitas pembangkit PLTB dengan tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 15,2 persen dari 2011 hingga 2021.

5. Spanyol

  • Kapasitas terpasang PLTB: 27.500 MW

PLTB adalah sumber tenaga listrik terbesar di Spanyol. PLTB menyumbang lebih dari 23 persen bauran listrik negara itu.

Dalam hal pembangkit anginnya, Spanyol memiliki sekitar 1.000 ladang angin yang secara kolektif memiliki lebih dari 20.000 turbin angin.

Baca juga: 10 Kota Terbaik Dunia, Surga Pesepeda

4. India

  • Kapasitas terpasang PLTB: 40.067 MW

India berada di peringkat empat dalam daftar negara dengan kapasitas terpasang PLTB terbanyak di dunia.

Mengingat pertumbuhan ekonominya, permintaan listrik di India telah tumbuh secara substansial dalam 10 tahun terakhir.

3. Jerman

  • Kapasitas terpasang PLTB: 63.760 MW

Mengingat ekonominya yang besar dan kemampuan kelas dunia dalam teknologi, pemerintah Jerman memiliki sumber daya untuk meningkatkan produksi anginnya secara substansial.

Pemerintah Jerman juga berambisi bahwa 100 persen sumber tenaga listriknya berasal dai energi terbarukan.

Untuk mencapai target tersebut, Jerman berencanan meningkatkan kapasitas PLTB menjadi 110 GW di darat, dan 30 GW di lepas pantai.

Baca juga: Daftar Negara dengan PLTS Terbanyak, China Juaranya

2. Amerika Serikat (AS)

  • Kapasitas terpasang PLTB: 132.738 MW

AS adalah negara kedua dengan kapasitas terpasang PLTB terbanyak di dunia. Kapasitas terpasang PLTB di AS tumbuh rata-rata sebesar 11,3 persen per tahun dari 2011 hingga 2021.

Setelah beberapa turbin angin baru beroperasi, PLTB menghasilkan lebih dari 9 persen listrik secara nasional termasuk lebih dari 50 persen di Negara Bagian Iowa dan Negara Bagian South Dakota.

1. China

  • Kapasitas terpasang PLTB: 328.973 MW

China menempati peringkat pertama sebagai negara dengan kapasitas terpasang PLTB terbanyak di dunia.

Cina adalah pemimpin dalam PLTB mengingat negara tersebut memiliki kebutuhan energi yang sangat besar karena populasinya yang jombo dan perekonomian terbesar kedua di dunia.

Pemerintah China juga telah menerapkan subsidi untuk meningkatkan energi terbarukan dalam 10 tahun terakhit terakhir untuk menurunkan emisi karbon.

Baca juga: Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Komponennya

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau