KOMPAS.com – Solidaritas global melalui multilateralisme yang efektif dan inklusif diperlukan untuk mempercepat implementasi Sustainable Development Goals (SDGs).
Hal tersebut disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa dalam "Side Event High-Level Political Forum (HLPF) on Sustainable Development 2023" di Markas Besar PBB, New York, AS, Selasa (18/7/2023).
Side event bertema “Provoking Action: How Multi-Stakeholder Partnerships Lead to Change at Country Level” tersebut diselenggarakan Pemerintah Indonesia bersama Swedia sebagai co-chair Global Partnership for Effective Development Cooperation (GPEDC).
Baca juga: Isu Lingkungan Perusahaan atau Merek Jadi Program SDGs Paling Diminati Pembaca
Pada Maret, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres menyampaikan bahwa sejauh ini baru 12 persen dari 169 target SDGs yang sesuai dengan jalurnya.
Sementara itu, sekitar setengah dari jumlah target tersebut progresnya lemah atau bahkan tidak mencukupi. Sisanya, lebih dari 30 persen dari target SDGs, justru mengalami kemunduran atau berhenti.
Suharso menuturkan, multilateralisme yang menekankan pada kerja sama yang efektif sangat penting untuk mengatasi tantangan global yang melampaui batas-batas negara.
“Ini memberikan mekanisme praktis bagi negara-negara untuk terlibat dengan mempromosikan dialog, memupuk kepercayaan, dan membangun kemitraan,” kata Suharso dalam keterangan tertulisnya.
Baca juga: SDGs Disebut Perlu Dilokalkan Sampai Tingkat Desa
“Sekarang, lebih dari sebelumnya, kami mengakui kekuatan dan keefektifan upaya kolaboratif melalui multilateralisme dalam mengatasi bencana nasional, krisis kemanusiaan, pandemi, dan keadaan darurat global lainnya,” sambungnya.
Sebagai co-chair GPEDC, Indonesia menekankan pentingnya pendekatan kemitraan multi pihak sebagai upaya kolektif berbagai pemangku kepentingan untuk memobilisasi sumber daya dan solusi yang inovatif.
Upaya ini sejalan dengan laporan Our Common Agenda dari Sekjen PBB yang menyerukan multilateralisme yang inklusif, berjejaring, dan efektif untuk mengembalikan pencapaian pembangunan ke jalurnya.
Salah satu kontribusi penting GPEDC untuk SDGs adalah Proses Pemantauan Global GPEDC sebagai sumber data resmi dan bukti implementasi komitmen efektivitas untuk SDGs, utamanya tujuan lima yaitu kesetaraan gender dan tujuan 17 yakni kemitraan untuk mencapai tujuan.
Baca juga: Banyak Pembaca KG Media Belum Terpapar Informasi Program SDGs Perusahaan
Proses pemantauan ini mendorong akuntabilitas kolektif dan meningkatkan Voluntary National Reviews (VNRs) dengan wawasan tentang peluang untuk mempercepat implementasi SDGs.
“Indonesia berkomitmen penuh dalam memperkuat kemitraan multi-pihak di tingkat global melalui co-chairmanship kami di GPEDC,” ucap Suharso.
“Platform ini menyatukan beragam aktor pembangunan melalui pendekatan yang dipimpin prinsip untuk menumbuhkan kepercayaan dan tindakan kebijakan di negara-negara,” sambungnya.
Baca juga: Indonesia Usul Beri Perhatian ke Afrika dan Negara Terbelakang Capai SDGs
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya