KOMPAS.com - Kalimantan Selatan (Kalsel) menjadi provinsi tertinggi ketiga yang berhasil menurunkan angka stunting tingkat nasional.
Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengapresiasi capaian penurunan stunting Provinsi Kalsel, sebagaimana dilansir Antara.
Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Kalsel turun dari 30 persen menjadi 24,6 persen.
Baca juga: Percepat Penurunan Stunting, Sarpras Air Bersih dan Sanitasi Berbiaya Rp 1,047 Triliun Digenjot
Penurunan stunting tertinggi di Indonesia diraih oleh Sumatera Selatan (Sumsel) yakni dari 24,8 persen turun menjadi 18,6 persen.
Peringkat kedua adalah Kalimantan Utara (Kaltara) dari 27,5 persen turun menjadi 22,1 persen.
"Arahan Presiden Joko Widodo, target penurunan stunting mencapai hingga 14 persen," kata Hasto saat menghadiri Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 Tingkat Provinsi Kalsel di Martapura, Kamis (27/7/2023).
Hasto juga mengapresiasi salah satu daerah di Kalsel, yakni Kabupaten Banjar, yang mampu menurunkan angka stunting hingga 14,3 persen.
Baca juga: Data Penurunan Stunting Akan Dicek dan Dikontrol Rutin
"Pemerintah sangat fokus memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM)," ujar Hasto.
Menurut dia, angka penurunan stunting di Kalsel merupakan hasil kerja sama dan sinergi pemerintah, setempat salah satunya mendorong pengusaha menjadi bapak asuh anak stunting.
Hasto menyebutkan, di Kabupaten Banjar sudah ada dapur sehat untuk membantu mengatasi stunting di kabupaten setempat.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Kalsel Sulkan mengatakan, peningkatan kesadaran bahaya stunting bagi masyarakat dan upaya mencegah stunting menjadi salah satu prioritas pemerintah setempat.
Baca juga: Upaya Penurunan Stunting Sejalan Pengentasan Kemiskinan
Sulkan menuturkan, ketahanan keluarga merupakan faktor utama agar keluarga terlindungi dari bahaya stunting.
"Kalsel mampu menurunkan angka stunting menjadi 24,6 persen hingga akhir 2022," ucapnya.
Sulkan mengungkapkan, langkah lain juga diperhatikan yakni mengawasi anak agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, dan mengawasi penggunaan teknologi.
Menurut dia, ketiga hal tersebut memiliki peran besar terhadap pertumbuhan anak yang berkaitan dengan bahaya stunting.
"Kinerja ini harus ditingkatkan agar Kalsel bebas stunting pada 2045," ucap Sulkan.
Baca juga: Pengentasan Stunting Upaya Ciptakan SDM Unggul untuk Modal Bersaing
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya