KOMPAS.com - Makanan menyumbang sepertiga dari emisi gas rumah kaca (GRK) yang disebabkan oleh manusia. Jadi, jangan membayangkan hanya industri berat, pertambangan, atau jet pribadi yang jadi biang keladi Bumi makin panas dan berpolusi.
Ternyata, sistem pangan global juga menyumbang sepertiga emisi GRK. Kok bisa?
Ya, karena menurut PBB, produksi pangan menggunakan 70 persen air tawar dunia. Lebih parah lagi, Program Pangan Dunia memperkirakan bahwa hampir sepertiga pangan yang kita tanam hilang atau terbuang percuma setiap tahun.
Angka-angka ini sangat mengkhawatirkan ketika Global Report on Food Crises 2023 mencatat bahwa 258 juta orang menghadapi kerawanan pangan tingkat tinggi pada tahun 2022.
Baca juga: Realisasikan Ketahanan Pangan, Bayer Luncurkan Jagung Bioteknologi
Meskipun masalah ini tampaknya tidak dapat diatasi, masih ada alasan untuk berharap tentang masa depan pangan. Makanan mendapatkan lebih banyak perhatian di forum perubahan iklim.
Konferensi iklim COP27 tahun lalu memberi paviliun sistem pangan pertama. Dan meskipun rencana empat tahun yang disepakati tentang pertanian dan ketahanan pangan dipermudah, konferensi iklim melihat pangan naik ke agenda untuk pertama kalinya.
Bagaimana merombak sistem pangan juga menjadi topik utama di Compassion in World Farming's Extinction or Rebellion Conference awal tahun ini.
Konferensi tersebut mempertemukan para ilmuwan, aktivis, dan pembuat kebijakan untuk membahas bagaimana sistem pangan dapat berubah sebagai respons terhadap keadaan darurat iklim.
Baca juga: Dukung Ketahanan Pangan, Ajinomoto Gunakan Pupuk dari Produk Samping Penyedap Rasa
“Ada peningkatan kesadaran akan manfaat pertanian regeneratif dan agroekologi dan perlunya mempertanyakan jumlah daging dan susu yang kita konsumsi. Kembali berproduksi. Dan cara hal itu disampaikan kepada kami,” kata CEO Compassion in World Farming Philip Lymbery.
Berikut lima cara untuk menurunkan emisi GRK:
1. Program pangan dunia
Jika menggunakan semua makanan yang saat ini terbuang percuma, kita akan memiliki cukup makanan untuk memberi makan tambahan dua miliar orang di seluruh dunia.
Ini berarti bahwa kita sudah memproduksi makanan yang cukup untuk memberi makan 9,8 miliar populasi dunia yang diperkirakan terjadi pada tahun 2050.
Tetapi mengurangi limbah adalah kunci untuk mewujudkannya. Eropa, Amerika Utara, China, Jepang, dan Korea bertanggung jawab atas 58 persen dari semua makanan yang terbuang percuma di pertanian, meskipun hanya menjadi rumah bagi 37 persen populasi global.
Laporan WWF 'Driven to Waste: The Global Impact of Food Waste on Farms' menunjukkan kekuatan pasar, termasuk harga rendah.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya