Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPA 350 Liter Per Detik Dioperasikan, Antisipasi Masalah Air

Kompas.com, 7 Agustus 2023, 15:00 WIB
Hadi Maulana,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com – Badan Usaha Sistem Pengelolaan Air Minum (BU SPAM) BP Batam bersama PT Air Batam Hulu dan PT Air Batam Hilir akhirnya membeli dan mengoperasikan satu Instalasi Pengelolaan Air (IPA) baru  berkapasitas 350 liter per detik di Waduk Duriangkang.

Alhamdulillah pembelian dan instalasi IPA 350 baru sudah selesai. Jadi, tadi malam IPA 350 tersebut telah dioperasikan,” kata Kepala BP Batam M Rudi, Senin (7/8/2023).

Rudi menjelaskan, untuk penambahan produkusi air dan penambahan pada jaringan pipa diseluruh Batam membutuhkan biaya sebesar Rp 4,5 triliun.

“Jadi saya tidak bisa langsung menyelesaikan semuanya,” jelas Rudi.

Pendapatan dari air yang diterima dari masyarakat Batam selama ini digunakan untuk menambah produksi air dan penambahan jaringan pipa, meskipun pendapatan itu hanya mampu menutupi 10 persen dari kebutuhan yang diperlukan.

Baca juga: Pakar: Air Isi Ulang Berpotensi Meningkatkan Risiko Stunting pada Anak

“Saya harus membagi anggaran daerah juga supaya semuanya merasa adil,” sebut Rudi.

Direktur BU SPAM BP Batam Denny Tondano mengakui, produksi dan distribusi selama ini masih mengalami kekurangan.

Sebagai solusi akan kembali dibangun IPA baru berkapasitas 350 liter per detik dan akan beroperasi pada bulan September 2023.

Saat ini IPA baru ini masih dalam tahap uji coba, dan dalam waktu dekat atau dua minggu ke depan sudah beroperasi dengan stabil.

"Memang kalau siang belum. Karena serapan (pemakaiannya) cukup tinggi dan dia akan turun lagi. Insya Allah, kalau di malam hari, akan segera mengalir sama seperti kemarin malam. Setelah operasinya permanen, mudah-mudahan bisa lebih bagus dari kemarin malam,” papar Denny.

Direktur PT Air Batam Hulu-PT Air Batam Hilir (ABH-ABHi) Mujiaman Sukirno mengatakan, pengoperasian IPA baru berdampak pada mulai teralirinya air di kawasan Blok K Kaveling Saguba.

Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Reverse Osmosis (RO), Saring 99,99 Persen Polutan Air

Blok K Kabeling Saguba merupakan area dengan kontur tanah (elevasi) yang paling tinggi di daerah Saguba.

“Kalau masih ada kekurangan, kami juga siapkan truk tangka,” jelas Sukirno.

Dengan mulai beroperasinya IPA ini, warga diimbau tidak menggunakan pompa air. Terutama untuk yang tinggal di daerah rendah.  Sebab, penggunaan pompa air akan mengakibatkan tidak teralirinya air hingga keujung pipa.

“Agar tetangga lain tidak terganggu, mari sama-sama menunggu air datang. Kemudian dialirkan ke tandon masing masing,” pungkas Sukirno.

Mulai Normal

Tidak hanya Seguba, suplai air ke Perumahan Bukit Raya Batam Center perlahan mulai membaik.

Zuldi, warga setempat, mengatakan jika suplai air di perumahan tersebut mulai normal sejak tiga hari terakhir.

Baca juga: 5 Dampak Kelangkaan Air Terhadap Kehidupan

“Alhamdulillah, untuk sekarang sudah normal. Tak ada lagi mati air. Semoga hal ini bisa terus berlanjut,” terang Zuldi.

Ia berharap, polemik air yang sempat terjadi hingga dua minggu kemarin tak terulang lagi. Mengingat, air menjadi kebutuhan dasar yang sangat vital.

“Semoga, masalah air bisa terus menjadi perhatian BP Batam,” sebut Zuldi.

Terpisah, Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait menegaskan, pihaknya menjadikan masalah air sebagai prioritas utama.

“BP Batam melalui SPAM dan mitra pengelolaan air bakal terus memperbaiki , mengupayakan dan meningkatkan distribusi air ke masyarakat dan industri. Ini merupakan bentuk komitmen kami dalam menjaga situasi kondusif investasi ke depannya,” ujar Tuty.

Tidak hanya itu, suplai air yang mulai kembali normal tak terlepas dari selesainya perbaikan pompa intake di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Duriangkang beberapa hari lalu. Sehingga, normalisasi pun bertahap terus membaik.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau