BATAM, KOMPAS.com – Badan Usaha Sistem Pengelolaan Air Minum (BU SPAM) BP Batam bersama PT Air Batam Hulu dan PT Air Batam Hilir akhirnya membeli dan mengoperasikan satu Instalasi Pengelolaan Air (IPA) baru berkapasitas 350 liter per detik di Waduk Duriangkang.
“Alhamdulillah pembelian dan instalasi IPA 350 baru sudah selesai. Jadi, tadi malam IPA 350 tersebut telah dioperasikan,” kata Kepala BP Batam M Rudi, Senin (7/8/2023).
Rudi menjelaskan, untuk penambahan produkusi air dan penambahan pada jaringan pipa diseluruh Batam membutuhkan biaya sebesar Rp 4,5 triliun.
“Jadi saya tidak bisa langsung menyelesaikan semuanya,” jelas Rudi.
Pendapatan dari air yang diterima dari masyarakat Batam selama ini digunakan untuk menambah produksi air dan penambahan jaringan pipa, meskipun pendapatan itu hanya mampu menutupi 10 persen dari kebutuhan yang diperlukan.
Baca juga: Pakar: Air Isi Ulang Berpotensi Meningkatkan Risiko Stunting pada Anak
“Saya harus membagi anggaran daerah juga supaya semuanya merasa adil,” sebut Rudi.
Direktur BU SPAM BP Batam Denny Tondano mengakui, produksi dan distribusi selama ini masih mengalami kekurangan.
Sebagai solusi akan kembali dibangun IPA baru berkapasitas 350 liter per detik dan akan beroperasi pada bulan September 2023.
Saat ini IPA baru ini masih dalam tahap uji coba, dan dalam waktu dekat atau dua minggu ke depan sudah beroperasi dengan stabil.
"Memang kalau siang belum. Karena serapan (pemakaiannya) cukup tinggi dan dia akan turun lagi. Insya Allah, kalau di malam hari, akan segera mengalir sama seperti kemarin malam. Setelah operasinya permanen, mudah-mudahan bisa lebih bagus dari kemarin malam,” papar Denny.
Direktur PT Air Batam Hulu-PT Air Batam Hilir (ABH-ABHi) Mujiaman Sukirno mengatakan, pengoperasian IPA baru berdampak pada mulai teralirinya air di kawasan Blok K Kaveling Saguba.
Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Reverse Osmosis (RO), Saring 99,99 Persen Polutan Air
Blok K Kabeling Saguba merupakan area dengan kontur tanah (elevasi) yang paling tinggi di daerah Saguba.
“Kalau masih ada kekurangan, kami juga siapkan truk tangka,” jelas Sukirno.
Dengan mulai beroperasinya IPA ini, warga diimbau tidak menggunakan pompa air. Terutama untuk yang tinggal di daerah rendah. Sebab, penggunaan pompa air akan mengakibatkan tidak teralirinya air hingga keujung pipa.
“Agar tetangga lain tidak terganggu, mari sama-sama menunggu air datang. Kemudian dialirkan ke tandon masing masing,” pungkas Sukirno.
Mulai Normal
Tidak hanya Seguba, suplai air ke Perumahan Bukit Raya Batam Center perlahan mulai membaik.
Zuldi, warga setempat, mengatakan jika suplai air di perumahan tersebut mulai normal sejak tiga hari terakhir.
Baca juga: 5 Dampak Kelangkaan Air Terhadap Kehidupan
“Alhamdulillah, untuk sekarang sudah normal. Tak ada lagi mati air. Semoga hal ini bisa terus berlanjut,” terang Zuldi.
Ia berharap, polemik air yang sempat terjadi hingga dua minggu kemarin tak terulang lagi. Mengingat, air menjadi kebutuhan dasar yang sangat vital.
“Semoga, masalah air bisa terus menjadi perhatian BP Batam,” sebut Zuldi.
Terpisah, Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait menegaskan, pihaknya menjadikan masalah air sebagai prioritas utama.
“BP Batam melalui SPAM dan mitra pengelolaan air bakal terus memperbaiki , mengupayakan dan meningkatkan distribusi air ke masyarakat dan industri. Ini merupakan bentuk komitmen kami dalam menjaga situasi kondusif investasi ke depannya,” ujar Tuty.
Tidak hanya itu, suplai air yang mulai kembali normal tak terlepas dari selesainya perbaikan pompa intake di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Duriangkang beberapa hari lalu. Sehingga, normalisasi pun bertahap terus membaik.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya