Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/08/2023, 14:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kolaborasi di antara para akademisi untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah global yang bersifat disruptif dan dapat mengganggu keamanan dunia, penting dilakukan. 

Direktur Sekolah Kajian Strategis dan Global (SKSG) Universitas Indonesia Athor Subroto menekankan hal ini saat membuka acara Internasional Conference on Strategic and Global Studies (ICSGS) yang ke-7 tahun 2023.

Hal senada diungkapkan Konsul Jenderal Indonesia di Melbourne Kuncoro Waseso, bahwa Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk turut serta menyelesaikan masalah-masalah global, menjaga perdamaian dunia, sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan.

"Selain itu, pentingnya gotong royong atau kolaborasi menjadi sesuatu yang dikedepankan dalam mewujudkan komitmen Pemerintah Indonesia," imbuh Kuncoro.

Baca juga: Enam Strategi Lemhanas Tangkal Disrupsi Informasi Jelang Pemilu 2024

Sementara itu, Prof. Vedi R. Hadiz dari University of Melbourne, berbicara mengenai hal penting seperti ketimpangan. Menurutnya, ada penguasaan kekayaan yang terdistribusi pada sedikit orang, baik di Dunia maupun Indonesia.

Khusus Indonesia, mengutip laporan Bank Dunia, satu persen orang kaya menguasai 50 persen kekayaan Indonesia. Hal ini akan memengaruhi banyak bidang, termasuk bagaimana mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Dalam konteks ini, menyinggung kegiatan Pemilu yang akan dilaksanakan pada tahun depan, para kandidat yang akan maju belum mengusung soal ini sebagai pokok perhatiannya," ujar Vedi.

Adapun Prof. Greg Barton dari Alfred Deakin Institute memberi gambaran soal megatrend dunia dalam berbagai sisi. Yang pertama berhubungan dengan bagaimana Barat mengalami beberapa persoalan berat meskipun belum mengalami kejatuhan.

"Ini dapat dilihat dalam krisis Ukraina yang disebabkan perang dengan Rusia," ucap Greg.

Baca juga: Pesan Perdamaian dan Kesejahteraan Dunia dari Candi Borobudur

Sisi kedua yang disoroti adalah menyangkut perkembangan yang terjadi di China. Ini meliputi kekhawatiran tentang terjadinya perang di Selat Taiwan mengingat ketegangan dengan China yang meningkat.

Pada sisi yang ketiga, soal krisis iklim yang akan menjadi persoalan dan bisa jadi akan kita wariskan kepada generasi selanjutnya karena sifatnya jangka panjang.

"Kita perlu mencari cara bagaimana ini diselesaikan dengan baik," cetus Greg.

Sementara sisi keempat, dinamika populasi global yang berayun di antara kelebihan populasi dengan penurunan populasi.

Negara-negara Barat dan Asia Timur mengalami penurunan, termasuk China. Sementara negara Afrika, akan berkembang sebaliknya.

Sisi kelima adalah transformasi digital. Disrupsi karena soal digital telah membawa fenomena baru yang menantang berbagai aspek kehidupan. Termasuk hadirnya Generative Artificial Intelligence yang memberikan tantangan dalam pendidikan.

Baca juga: Mengenal Tujuan 16 SDGs: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan Yang Tangguh

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

LSM/Figur
Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Pemerintah
Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

LSM/Figur
“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

Swasta
Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Pemerintah
Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

LSM/Figur
Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

LSM/Figur
Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

LSM/Figur
Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Pemerintah
79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

Pemerintah
 Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Pemerintah
Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

LSM/Figur
Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

LSM/Figur
Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Swasta
Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau