Sedangkan di Libya, banjir bandang menjadi semakin dahsyat karena pemeliharaan infrastruktur.
Bertahun-tahun diguncang perang dan kurangnya pemerintah pusat telah menyebabkan infrastruktur negara tersebut hancur dan rentan bila diguyur hujan lebat.
Libya saat ini adalah satu-satunya negara yang belum mengembangkan strategi iklim, menurut PBB.
Baca juga: Penyebab Mengapa Banjir di Libya Begitu Besar dan Menewaskan Ribuan Orang...
Air hangat yang menyebabkan kekuatan Badai Daniel semakin besar dan memicu curah hujan yang luar biasa adalah fenomena yang diamati di seluruh dunia.
Ilmuwan senior di Woodwell Climate Research Center Jennifer Francis menuturkan, tidak ada negara yang kebal dari badai dahsyat seperti Daniel.
Karsten Haustein, ilmuwan iklim dan ahli meteorologi di Leipzig University Jerman, memperingatkan bahwa para ilmuwan belum punya waktu untuk mempelajari Badai Daniel secara keseluruhan.
Baca juga: Penyebab Banjir Libya Begitu Mematikan
Akan tetapi, dia mencatat bahwa suhu Laut Mediterania tahun ini lebih hangat antara 2 hingga 3 derajat celsius dibandingkan tahun lalu.
Badai Daniel merupakan siklus alami. Akan tetapi, kekuatannya yang dahsyat seperti yang ditunjukkan baru-baru ini di Libya memberi pesan bahwa perubahan iklim telah membuatnya jadi jauh berbahaya.
Haustein menyampaikan, apabila suhu permukaan bumi tidak naik, Badai Daniel tidak akan berkembang menjadi kekuatan yang begitu dahsyat.
“Dan hal itu (Badai Daniel) tidak akan menghantam Libya dengan kekuatan yang begitu dahsyat,” ungkap Haustein.
Baca juga: Banjir Libya Berakibat 5.200 Orang Tewas, 10.000 Hilang, dan 20.000 Mengungsi
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya