Kondisi saluran drainase musim kemarau yang kering, penuh sampah, hingga tumbuhan liar, akan menghambat aliran air.
Dengan mengoptimalkan saluran, air hujan dapat mengalir dengan lancar, mengurangi risiko meluapnya air ke permukiman.
Pembersihan saluran drainase harus dilakukan dari level kabupaten/kota hingga ke level lingkungan permukiman dengan koordinasi dari kepala daerah.
Antisipasi musim hujan tidak berhenti pada rehabilitasi infrastruktur sumber daya air. Salah satu yang juga penting mendapatkan perhatian adalah pemangkasan pohon-pohon besar di sepanjang jalan utama yang berpotensi tumbang akibat angin kencang.
Tidak hanya pohon, seluruh bangunan tegakan seperti papan reklame, bando, baliho, dan sebagainya. Hal ini menjadi tugas dinas terkait untuk melakukan pendataan, monitoring, dan peremajaan untuk menghindari dampak yang tidak diinginkan saat hujan disertai angin kencang datang.
Salah satu kota yang telah mencanangkan program antisipasi banjir adalah Kota Bandung. Program Mapag Hujan di Kota Bandung dimulai pada awal Oktober 2023 dan dilaksanakan dalam satu bulan penuh.
Program ini meliputi pembersihan sungai dan saluran air dari sedimentasi yang dilaksanakan paralel di 30 kecamatan, dengan harapan dapat menjadi solusi pengurangan risiko bencana banjir saat musim hujan.
Musim kemarau diprediksikan akan segera berakhir, hujan bahkan sudah turun di Jabodetabek.
Prediksi BMKG menyatakan bahwa puncak musim hujan masih akan terjadi awal 2024, seiring dengan berakhirnya dampak el Nino.
Masih ada waktu untuk segera melaksanakan program–program antisipasi banjir, langkah cepat dan strategis harus segera diambil jika tidak ingin terjadi bencana banjir di musim hujan yang segera datang.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya