Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Stunting di NTT Turun 2,5 Persen

Kompas.com - 29/10/2023, 11:00 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Angka stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan turun sekitar 2,5 persen.

Informasi itu disampaikan Pelaksana Tugas Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) NTT Elsa Pongtuluran, dalam kegiatan forum koordinasi jurnalis NTT yang digelar bersama BKKBN dan Tanoto Foundation di Kota Kupang, Sabtu (28/10/2023).

Elsa menyebut, turunnya angka stunting itu berdasarkan data elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat atau yang disebut e-PPGBM.

"Saat ini prevelensi angka stunting di NTT pada tahun 2023 yaitu sebesar 15,2 persen jika dibandingkan dengan prevalensi stunting pada tahun 2022 yaitu 17,7 Persen mengalami penurunan 2,5 persen atau berjumlah 63.804 balita stunting di NTT," ungkap Elsa.

Baca juga: Vale Bakal Luncurkan Program Intervensi Stunting di Tujuh Provinsi

Menurut Elsa, meski mengalami penurunan jumlah balita stunting, tetapi masih belum sesuai dengan target Pemerintah Provinsi NTT 2023 yaitu 12-10 persen.

Kondisi ini menjadi pekerjaan besar dan penting yang harus lakukan, termasuk juga bagaimana upaya untuk mencegah agar tidak lagi terjadi calon-calon stunting baru ke depan.

Terkait pencegahan ini, perlu dilakukan secara ketat melalui Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).

Program Bangga Kencana itu, seorang ibu harus terhindar dari empat terlalu yaitu terlalu muda hamil dan melahirkan, terlalu tua hamil dan melahirkan, terlalu dekat jarak kehamilan dan terlalu sering hamil dan melahirkan

Elsa mengatakan, BKKBN diberi mandat oleh Presiden Jokowi sebagai koordinator percepatan penurunan stunting yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021.

Untuk dasaran percepatan penurunan stunting dicapai melalui pelaksanaan lima pilar dalam strategi nasional percepatan penurunan sunting sebagaimana tercantum dalam lampiran B tentang percepatan penurunan stunting dengan sasaran target salah satunya adalah Pilar ke-2 yaitu peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat.

Baca juga: Kementerian ESDM Minta Perusahaan Tambang Ikut Tangani Stunting

Karena itu, diperlukan komitmen kuat untuk percepatan penurunan stunting yang memerlukan keterlibatan dan kolaborasi semua sektor mulai dari pemerintah, swasta, perguruan tinggi, media massa, bahkan masyarakat sipil yang dikenal dengan sinergitas pentaheliks.

BKKBN memerlukan jembatan komunikasi atau perpanjangan tangan melalui peran media massa, baik cetak dan elektronik untuk mengkampanyekan penyebab stunting dan dampak stunting bagi masyarakat, dengan harapan agar adanya peningkatkan pengetahuan, kesadaran dan pemahaman yang mendorong perubahan perilaku pada masyarakat untuk mencegah stunting.

"Untuk mencapai perubahan perilaku ini BKKBN bekerjasama dengan Tanoto Foundation menyelenggarakan kegiatan Forum Koordinasi Jurnalis," kata dia.

Elsa pun berterimakasih dan apresiasi kepada Tanoto Foundation dengan segala programnya yang telah berkomitmen terhadap program percepatan penurunan stunting di Indonesia khususnya di Provinsi NTT.

Dia berharap, kegiatan ini tidak cukup sampai di sini saja tapi akan terus berlanjut demi masyarakat yang lebih maju, terutama bisa mewujudkan mimpi anak-anak NTT yang lebih berkualitas dan bebas dari stunting.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau