Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/11/2023, 19:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal mereplikasi pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di sejumlah lokasi.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi usai peresmian PLTS Terapung Cirata di Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (9/11/2023).

Yudo menuturkan, potensi muka air berupa waduk dan bendungan di Indonesia sangat besar untuk dikembangkan sebagai lokasi pengembangan PLTS terapung.

Baca juga: PLTS Terapung Cirata Diresmikan, Potensi Waduk Lain Menanti Digarap

“Yang perlu kita lakukan berikutnya adalah mereplikasi (PLTS Terapung) ini dan akan kita scaling up dengan begitu banyak potensi waduk di Indonesia, mengingat pemerintah akhir-akhir ini aktif membangun waduk dan bendungan,” kata Yudi dikutip dari situs web Kementerian ESDM.

Menurut Kementerian ESDM, potensi PLTS terapung yang bisa dibangun di danau dan bendungan lainnya di Indonesia mencapai 89,36 gigawatt (GW) yang tersebar di 295 lokasi.

Dari total potensi tersebut, potensi PLTS terapung di danau sebesar 74,67 GW di 36 lokasi dan PLTS terapung di bendungan sebesar 14,7 GW di 259 lokasi.

Dalam beberapa tahun ke depan, tambah Yudo, akan ada dua PLTS terapung yang juga akan beroperasi, yakni PLTS Terapung Saguling dan Singkarak.

Baca juga: Terbesar di Asia Tenggara, PLTS Terapung Cirata Kalahkan Tengeh Singapura

“Yang terdekat itu sekarang itu di Saguling, bendungan pertama cascade-nya sungai Citarum, dan satu lagi Singkarak, itu yang terdekat,” ucapnya.

Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2021-2030, PLTS Terapung Saguling di Jawa Barat akan memiliki kapasitas sebesar 60 MW.

Sedangkan PTLS Terapung Singkarak di Sumatera Barat rencananya memiliki kapasitas 48 MW.

Masih menurut RUPTL 2021-2030, masih akan ada lima PLTS terapung yang akan dibangun hingga 2030.

Kelima PLTS terapung tersebut masing-masing di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Jawa tengah sebesar 100 MW, Waduk Sutami Jawa Timur sebesar 122 MW, Waduk Jatiluhur Jawa Barat sebesar 100 MW, Waduk Mrica Jawa Barat 60 MW, dan Waduk Wonorejo Jawa Timur 122 MW.

Baca juga: Sejumlah 3.248 KK di Kepri Dapat Akses PLTS dan Dapat Bantuan BPBL

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, pemerintah mengeluarkan sejumlah aturan terkait pengembangan PLTS terapung khususnya mengenai pemanfaatan waduk.

Salah satu aturannya tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Permen PUPR) Nomor 6/2020 tentang Perubahan atas Permen PUPR Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan.

Aturan tersebut memperbolehkan pemanfaatan ruang pada daerah genangan waduk untuk PLTS terapung sebesar 5 persen luas permukaan waduk pada muka air normal.

Di sisi lain, lembaga think tank IESR merekomendasikan agar luasan pemanfaatan waduk untuk pemasangan PLTS terapung bisa dinaikkan di atas 20 persen supaya lebih optimal.

Baca juga: Dimulai, Proyek PLTS Berkapasitas 50 Megawatt di IKN

Manajer Program Akses Energi Berkelanjutan IESR Marlistya Citraningrum memandang, pengembangan PLTS terapung menjadi salah satu peluang untuk mengatasi permasalahan lahan dalam pengembangan PLTS.

Pasalnya, selama ini pengembangan PLTS terhambat oleh ketersediaan lahan, utama di wilayah yang sudah padat dengan harga tanah yang tinggi.

Selain itu, faktor tutupan lahan juga memengaruhi pengembangan PLTS, misalnya terlalu curam atau merupakan lahan pertanian produktif.

“Indonesia juga memiliki cukup banyak bendungan, baik dengan PLTA atau tidak, yang bisa digunakan sebagai lokasi potensial,” jelas Marlistya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat.

Baca juga: Potensi PLTS Terapung Indonesia Melimpah Ruah

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com