KOMPAS.com - Saat ini, dunia tengah menghadapi ancaman perubahan iklim yang semakin nyata. Menurut para ilmuwan, suhu Bumi sudah naik di atas 1 derajat celius di atas era pra-industri.
Bahkan, menurut Copernicus Climate Change Service (C3S), 2023 diproyeksikan menjadi tahun terpanas sejak pencatatan suhu dilakukan beberapa abad yang lalu.
Wakil Direktur C3S Samantha Burgess mengatakan, hingga Oktober 2023 saja, rata-rata suhu Bumi sudah 1,43 derajat.
Angka tersebut mendekati ambang batas 1,5 derajat celsius yang telah disepakati dunia internasional dalam Perjanjian Paris pada 2015.
Baca juga: 2 Kunci Melawan Perubahan Iklim: Restorasi Hutan dan Pangkas Emisi
Jika suhu Bumi naik di atas 1,5 derajat celsius, maka dunia akan merasakan dampak yang sangat besar yang memengaruhi seluruh kehidupan makhluk hidup.
Oleh karena itu, upaya perlawanan perubahan iklim perlu dilakukan sesegera mungkin, termasuk di sektor pendidikan.
Selain mengubah paradigma mengenai perubahan iklim, pendidikan juga dapat memberikan pandangan mengenai adaptasi dan ketahanan.
Pendidikan yang dimaksud dilakukan di berbagai tahap kehidupan, mulai dari sekolah, universitas, pendidikan kejuruan, hingga pembelajaran dan pelatihan bagi orang dewasa dalam segala bentuknya.
Dilansir dari situs web jaringan pengembangan global Perserikatan Bangsa-Bangsa, United Nations Development Programme (UNDB), berikut tiga alasan pentingnya pendidikan perubahan iklim.
Baca juga: Partai Politik Indonesia Tak Pertimbangkan Rekomendasi IPCC untuk Atasi Perubahan Iklim
Banyak negara berminat untuk memfokuskan kembali sistem pendidikan mereka pada aksi perubahan iklim.
Pasalnya, mereka menyadari bahwa generasi sekarang dan masa depan perlu memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai permasalahan perubahan iklim.
Berbagai mitra pembangunan, yang mungkin dipimpin oleh sistem PBB, perlu berbuat lebih banyak dalam bidang ini.
Asesmen kebutuhan yang sistematis dapat memberikan visibilitas dan keterlibatan yang lebih besar.
Kemitraan Pembelajaran Perubahan Iklim PBB atau CC:Learn sejauh ini sudah mengembangkan strategi pembelajaran nasional selama satu dekade.
Strategi tersebut menawarkan banyak pengalaman yang mencakup berbagai sistem pendidikan baik itu formal, informal, maupun non-formal.
Baca juga: Percepatan Aksi Iklim Penting Guna Mewujudkan Emisi Nol Bersih
Pusat Adaptasi Global atau Global Center on Adaptation mendukmentasikan beberapa studi kasus tentang hubungan antara perubahan iklim, kerentanan, dan pendidikan.
Dalam Laporan bertajuk "State and Trends in Adaptation", pendidikan meningkatkan kemampuan adaptasi masyarakat, terutama anak-anak.
Kemampuan tersebut dibangun melalui keterampilan ramah lingkungan yang penting untuk aksi adaptasi.
Sebagai contoh, Afrika memiliki populasi muda yang besar dan terus bertambah, dengan sekitar 60 persen berusia di bawah 25 tahun.
Besarnya populasi muda ini menimbulkan tantangan dalam hal penyediaan pendidikan dan lapangan kerja.
Akan tetapi, banyaknya jumlah mereka juga membawa peluang besar dalam hal mempercepat pertumbuhan ekonomi, membangun ketahanan, dan mendorong adaptasi transformasional bila dimanfaatkan secara optimal.
Baca juga: Krisis Iklim Makin Parah, Dunia Berada di Titik Kritis
Perlawanan perubahan iklim bukan sekadar "konsultasi", namun membutuhkan pelibatan komunitas lokal sebagai arsitek utama aksi adaptasi.
Akan tetapi, ada banyak komunitas lokal hidup di daerah yang silit dijangkau karena kurangnya infrastruktur.
Butuh investasi pada pendidikan, penelitian, dan pembelajaran melalui kemitraan dengan berbagai universitas serta lembaga pelatihan dan penelitian lainnya.
Pendekatan seperti ini akan membantu membuka potensi nasional, memperkuat penelitian yang berbasis lokal, melibatkan solusi-solusi lokal, dan mendokumentasikan dengan lebih baik apa yang berhasil dan apa alasannya.
Baca juga: Gelar Pesta Rakyat Flobamoratas, Pemuda NTT Suarakan Krisis Iklim
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya