Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setiap Tahun, 250 Juta Ton Limbah Plastik Tidak Tertangani

Kompas.com - 15/12/2023, 06:24 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap tahun, sebanyak 250 juta ton limbah plastik, tidak tertangani, walaupun telah ada kemajuan dalam teknologi daur ulang,

Demikian Direktur Roland Berger Dragos Popa menuturkan sebuah studi berjudul Plastic Waste Management Framework yang dirilis Alliance to End Plastic Waste bersama Roland Berger.

Demi mendukung Alliance to End Plastic Waste dalam pengembangan Plastic Waste Management Framework, Roland Berger berkontribusi dengan berbagi kerangka kerja properti, basis data, serta pengetahuan dan keahlian khusus di bidangnya untuk menyusun pembelajaran kunci dari jaringan proyek dan mitra proyek global Alliance.

Mereka menyoroti peluang untuk meningkatkan pengumpulan dan daur ulang plastik secara signifikan di seluruh dunia.

Baca juga: Djarum Paparkan Inisiatif Pengolahan Sampah Organik di COP28

Studi ini juga memaparkan serangkaian kebijakan dan tindakan yang dapat membantu mengembangkan rencana aksi nasional guna meningkatkan sistem pengelolaan sampah dan mendorong perubahan menuju sistem yang lebih baik.

Dalam meta-analisis ini, 192 negara diklasifikasikan menjadi enam kategori berdasarkan tingkat kematangan pengelolaan sampah plastik dan daur ulang.

Kategori ini mencakup:
• Kategori 1 (Sistem yang Belum Berkembang): Negara-negara tanpa atau dengan infrastruktur pengelolaan sampah yang sangat dasar, dengan tingkat daur ulang plastik maksimal 5 persen.

• Kategori 2 (Sistem yang Sedang Berkembang): Negara-negara dengan regulasi dasar terkait sampah, namun infrastruktur pengumpulan dan perlakuan akhir terbatas, dengan tingkat daur ulang plastik maksimal 10 persen.

• Kategori 3 (Sistem yang Berkembang): Negara-negara dengan sistem pengelolaan sampah yang berfungsi dengan baik, tetapi kegiatan pengumpulan, pengurutan, pembakaran, dan daur ulang hanya dilakukan sejauh yang memberikan keuntungan ekonomi, dengan tingkat daur ulang maksimal 15 persen.

• Kategori 4 (Sistem yang Beroperasi, Sebagian Besar Tanpa Regulasi): Negara-negara dengan tingkat daur ulang mendekati 25 persen yang dipengaruhi oleh aturan tertentu.

• Kategori 5 (Sistem Memadai dengan Tantangan): Negara-negara yang dapat mencapai tingkat daur ulang plastik hingga 40 persen, meski masih menghadapi kendala di beberapa tahap dalam rantai nilai.

• Kategori 6 (Sistem yang Telah Berkembang dengan Baik): Negara-negara yang mencapai tingkat daur ulang lebih dari 40 persen dan menunjukkan praktik terbaik yang bisa menjadi contoh bagi negara lain.

Lebih dari 60 persen dari semua negara memiliki sistem pengelolaan sampah yang belum matang atau baru mulai berkembang, dan mendaur ulang kurang dari 8 persen dari sampah plastik yang dihasilkan.

Baca juga: Dukung Ekonomi Sirkular, Kemenkeu Resmikan Program Pengelolaan Sampah

Negara-negara dalam Kategori 1 dan 2 memiliki peluang besar untuk menghentikan kebocoran sampah plastik ke lingkungan, dengan sektor informal, para pengumpul sampah yang memainkan peran kunci dan seharusnya mendapat pengakuan dan dukungan yang layak.

Dalam konteks ini, terlihat bahwa Tanggung Jawab Produsen yang Diperluas atau Extended Producer Responsibility (EPR) menjadi salah satu alat kebijakan paling efektif untuk meningkatkan tingkat daur ulang secara menyeluruh.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

LSM/Figur
Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Pemerintah
Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

LSM/Figur
“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

Swasta
Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Pemerintah
Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

LSM/Figur
Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

LSM/Figur
Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

LSM/Figur
Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Pemerintah
79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

Pemerintah
 Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Pemerintah
Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

LSM/Figur
Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

LSM/Figur
Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Swasta
Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau