Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Kota Terpanas di Indonesia Hari Ini, Tangsel 37,2 Derajat Celsius

Kompas.com, 19 Desember 2023, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia di berbagai wilayah merasakan hawa panas yang sangat menyengat beberapa waktu terakhir.

Menurut pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), beberapa kota dan kabupaten di Indonesia mengalami suhu lebih panas dibandingkan daerah lain.

Pada Selasa (19/12/2023), BMKG merilis daftar kota dan kabupaten di Indonesia dengan suhu terpanas di Indonesia melalui akun Instagram.

Pencatatan dilakukan mulai 18 Desember 2023 pukul 07.00 WIB sampai dengan 19 Desember 20223 pukul 07.00 WIB.

Berikut 10 kota atau kabupaten terpanas di Indonesia menurut pantauan dari BMKG mulai 18-19 Desember 2023.

Baca juga: Suhu November 2023 Jadi yang Terpanas Sejak Praindustri

1. Kota Tangerang Selatan, Banten

Balai Besar Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Wilayah II melaporkan, suhu terpanas di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, adalah 37,2 derajat celsius.

Sedangkan menurut pengamatan Stasiun Klimatologi Banten, suhu di Kota Tangsel adalah 36,2 derajat celsius.

2. Kota Tegal, Jawa Tengah

Suhu tertinggi di Kota Tegal, Jawa Tengah, menurut Stasiun Meteorologi Maritim Tegal mencapai 35,8 derajat celsius.

3. Kota Semarang, Jawa Tengah

Suhu tertinggi di Kota Semarang, Jawa Tengah, menyentuh 35,8 derajat celsius menurut pemantauan Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas.

Baca juga: Umat Manusia Rasakan 12 Bulan Terpanas Sejak 125.000 Tahun Lalu

4. Kota Serang, Banten

Stasiun Meteorologi Maritim Serang melaporkan, suhu terpanas di Kota Serang, Banten, mencapai 35,6 derajat celsius.

5. Kota Tangerang, Banten

Menurut laporan Stasiun Meteorologi Soekarno-Hatta, suhu tertinggi di Kota Tangerang, Banten, mencapai 35,6 derajat celsius.

6. Kabupaten Majalengka, Jawa Barat

Berdasarkan pengamatan Stasiun Meteorologi Kertajati, suhu tertinggi di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat tembus 35,2 derajat celsius.

7. Kabupaten Tangerang, Banten

Laporan dari Stasiun Meteorologi Budiarto menyebutkan, suhu terpanas di Kabupaten Tangerang, Banten, adalah 35,1 derajat celsius.

Baca juga: 9 Kota Indonesia Alami Hari Terpanas Beruntun Lebih dari 5 Hari

8. Kabupaten Lampung Selatan, Lampung

Suhu tertinggi di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, menurut Stasiun Meteorologi Radin Inten II mencapai 34,6 derajat celsius

9. Kabupaten Boven Digoel, Papua

Berdasarkan pengamatan Stasiun Meteorologi Tanah Merah, suhu tertinggi di Kabupaten Boven Digoel, Papua tembus 34,4 derajat celsius.

10. Kota Bogor, Jawa Barat

Stasiun Klimatologi Jawa Barat menyebutkan, suhu terpanas di Kota Bogor, Jawa Barat, adalah 34,3 derajat celsius.

Baca juga: Jakarta Alami Hari Terpanas dan Terpanjang Beruntun Selama 17 Hari

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kementerian PPN/Bappenas Apresiasi Praktik Baik Pembangunan lewat Indonesia’s SDGs Action Awards 2025
Kementerian PPN/Bappenas Apresiasi Praktik Baik Pembangunan lewat Indonesia’s SDGs Action Awards 2025
Pemerintah
Bappenas Gelar Konferensi Utama SAC 2025, Bahas Transformasi Pembangunan
Bappenas Gelar Konferensi Utama SAC 2025, Bahas Transformasi Pembangunan
Pemerintah
Industri Pelayaran Komitmen Atasi Krisis Polusi Plastik di Lautan
Industri Pelayaran Komitmen Atasi Krisis Polusi Plastik di Lautan
Pemerintah
Kritik Pedas SNDC Kedua: Cuma Lempar Beban Penurunan Emisi ke Pemerintahan Pasca 2029
Kritik Pedas SNDC Kedua: Cuma Lempar Beban Penurunan Emisi ke Pemerintahan Pasca 2029
LSM/Figur
Tropenbos: Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Berpotensi Suplai Menu MBG
Tropenbos: Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Berpotensi Suplai Menu MBG
LSM/Figur
Panel Surya Terapung Menjanjikan, tapi Dampak Lingkungannya Dipertanyakan
Panel Surya Terapung Menjanjikan, tapi Dampak Lingkungannya Dipertanyakan
Pemerintah
Wujudkan Bisnis Berkelanjutan, Perusahaan Asia Tenggara Borong Penghargaan ESG 2025
Wujudkan Bisnis Berkelanjutan, Perusahaan Asia Tenggara Borong Penghargaan ESG 2025
BrandzView
Prabowo Bagikan Panel Interaktif Digital ke 288 Ribu Sekolah untuk Pemerataan Pendidikan
Prabowo Bagikan Panel Interaktif Digital ke 288 Ribu Sekolah untuk Pemerataan Pendidikan
Pemerintah
KSP: Teknologi Waste to Energy RI Terlambat 20 Tahun
KSP: Teknologi Waste to Energy RI Terlambat 20 Tahun
Pemerintah
Emisi Metana Terus Meningkat, Tapi PBB Prediksi Penurunan Segera
Emisi Metana Terus Meningkat, Tapi PBB Prediksi Penurunan Segera
Pemerintah
Kebijakan Adaptasi dan Mitigasi Krisis Iklim RI Dinilai Belum Peduli Kelompok Paling Rentan
Kebijakan Adaptasi dan Mitigasi Krisis Iklim RI Dinilai Belum Peduli Kelompok Paling Rentan
LSM/Figur
Pemerintah Bakal Bangun SPKLU di Desa untuk Perluas Penggunaan EV
Pemerintah Bakal Bangun SPKLU di Desa untuk Perluas Penggunaan EV
Pemerintah
Rencana Buka 600.000 Ha Lahan Sawit Baru, Solusi atau Kemunduran?
Rencana Buka 600.000 Ha Lahan Sawit Baru, Solusi atau Kemunduran?
LSM/Figur
Greenpeace: Komitmen Iklim Anggota G20 Tak Ambisius
Greenpeace: Komitmen Iklim Anggota G20 Tak Ambisius
LSM/Figur
RI-Inggris Teken MoU Kurangi Sampah Plastik dan Polusi Laut
RI-Inggris Teken MoU Kurangi Sampah Plastik dan Polusi Laut
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau