KOMPAS.com - Dalam melakoni aktivitas sehari-hari, penggunaan plastik adalah sebuah keniscayaan bagi manusia modern.
Berbagai alat yang kita pakai mulai dari botol, wadah, peralatan dapur, hingga kantong pasti ada yang terbuat dari plastik.
Namun, tahukah Anda plastik tidak sesederhana yang kita bayangkan. Setiap jenis plastik berbeda satu sama lain.
Baca juga: Jalan Mulus Aspal Plastik, Solusi Berkelanjutan untuk Indonesia Asri
Ada yang dapat digunakan kembali, ada yang bisa didaur ulang, ada yang sulit didaur ulang, ada pula yang menghasilkan dampak buruk setelah beberapa kali penggunaan.
Ambillah produk plastik di rumah, bisa kotak bekal atau botol air minum. Perhatikan baik-baik, Anda mungkin menemukan semacam kode atau nomor di bawahnya.
Kode atau nomor tersebut menunjukkan jenis plastik. Dilansir dari Plastic Ocean dan Plastics for Change, ada tujuh jenis platik yang biasa kita temui sehari-hari.
Setiap jenis memiliki karakteristik masing-masing. Berikut tujuh jenis plastik.
Baca juga: Setiap Tahun, 250 Juta Ton Limbah Plastik Tidak Tertangani
PET atau PETE adalah salah satu plastik yang paling umum digunakan untuk berbagai produk. PET atau PETE memiliki kode nomor "1".
Jenis plastik ini memiliki karakteristik ringan, kuat, biasanya transparan dan sering digunakan dalam kemasan makanan, minuman, atau bahan kain poliester.
PET dapat didaur ulang dan ada batas waktu pemakaiannya. Pasalnya, jenis plastik ini mengandung antimony trioxide—zat yang dianggap dapat menyebabkan kanker.
Semakin lama suatu cairan dibiarkan dalam wadah PET, semakin besar potensi pelepasan zat antimony trioxide.
Suhu hangat di dalam mobil, garasi, dan tempat penyimpanan tertutup juga dapat meningkatkan pelepasan bahan berbahaya.
Contoh plastik PET seperti botol minuman, toples makanan dan pakaian atau tali berbahan poliester.
Baca juga: Tingkatkan Recycle Rate, Le Minerale Serahkan Tambahan Mobil Penjemputan Plastik dan Galon PET
Plastik HDPE adalah jenis yang tahan terhadap kelembapan dan bahan kimia, sehingga cocok untuk berbagai produk. HDPE memiliki kode nomor "2".
Karena terbuat dari rantai polimer yang panjang dan tidak bercabang, maka bahan ini jauh lebih kuat dan lebih tebal dibandingkan PET.
Selain itu, bahan ini relatif keras dan tahan terhadap benturan serta dapat terkena suhu hingga 120 derajat celsius.
HDPE diterima di sebagian besar pusat daur ulang di dunia, karena merupakan salah satu polimer plastik yang paling mudah untuk didaur ulang.
Contoh: Karton susu, botol deterjen, pelapis kotak sereal, mainan, ember, bangku taman, dan pipa kaku.
Baca juga: Penarikan Cukai Plastik Dianggap Hambat Pertumbuhan Ekonomi
PVC adalah plastik sintetik ketiga yang paling banyak diproduksi di dunia. Ada dua jenis PVC yaitu kaku dan fleksibel. PVC memiliki kode nomor "3".
PVC yang kaku banyak digunakan dalam industri bangunan dan konstruksi untuk pipa air minum atau air limbah.
Jika dicampur dengan bahan lain, bahan ini dapat dibuat lebih fleksibel dan diaplikasikan pada pipa, kabel, dan isolasi kabel listrik, serta lantai.
Karakteristiknya yang ringan, tahan lama, dan mudah membuat PVC banyak menggantikan bahan bangunan tradisional seperti kayu, logam, beton, karet, keramik, dll.
Meskipun banyak keuntungan dan upaya yang dilakukan oleh industri plastik untuk meningkatkan kegunaannya kembali, PVC masih sulit didaur ulang.
Contoh: Pipa air, kartu kredit, mainan manusia dan hewan peliharaan, talang air hujan, dan kantong cairan infus.
Baca juga: Tarik Ulur Perjanjian Pengendalian Plastik Global, Daur Ulang atau Batasi Produksi
LDPE memiliki karakteristik tipis dan lebih. LDPE memiliki kode nomor "4".
Jenis ini memiliki struktur paling sederhana dari semua plastik, sehingga mudah dan murah untuk diproduksi.
Selain itu, jenis plastik LDPE cukup sulit untuk didaur ulang.
Contoh: kantong plastik, kantong sandwich dan roti, bubble wrap, kantong sampah, kantong belanjaan, dan gelas minuman.
Baca juga: Resmikan Collection Center Terbaru, POPSEA Komitmen Melawan Polusi Plastik
PP adalah salah satu jenis plastik yang paling tahan lama. PP memiliki kode nomor "5".
Bahan ini lebih tahan panas dibandingkan dan ideal untuk kemasan makanan dan penyimpanan makanan yang dibuat untuk menampung makanan panas.
Kualitas kekuatannya berada di antara LDPE dan HDPE. PP dianggap sebagai pilihan plastik yang lebih aman untuk penggunaan makanan dan minuman.
Meskipun demikian PP tidak sepenuhnya dapat didaur ulang dan juga dapat menyebabkan gangguan asma dan hormon pada manusia.
Contoh: Botol, wadah makanan panas, popok sekali pakai, dan kotak DVD/CD.
Baca juga: BCA Expo 2023 Kumpulkan 3.500 Lebih Sampah Botol Plastik lewat Mesin Daur Ulang Bakti BCA
PS lebih dikenal dengan nama styrofoam dengan kode nomor "5".
Plastik kaku ini murah dan memiliki insulasi yang sangat baik, sehingga menjadikannya bahan pokok dalam industri makanan, pengemasan, dan konstruksi.
Styrofoam dapat dengan mudah melepaskan racun berbahaya seperti styrene (racun saraf), yang dapat dengan mudah diserap oleh makanan dan kemudian dicerna oleh manusia.
Contoh: Gelas, wadah makanan untuk dibawa pulang, pengiriman dan pengemasan produk, karton telur, peralatan makan, dan insulasi bangunan.
Baca juga: Dibuang Sayang, Yuk Bikin Kerajinan Tangan dari Botol Plastik untuk Selamatkan Lingkungan
Apabila plastik tidak dapat teridentifikasi pada keenam jenis tersebut di atas, maka akan dimasukkan pada kelompok nomor tujuh.
Jenis plastik yang paling terkenal dalam kelompok ini adalah polikarbonat (PC) yang digunakan untuk membuat produk yang kuat dan tangguh.
Ada sejumlah penelitian yang menyebutkan beberapa dampak buruk plastik PC bagi kesehatan. Sehingga, penggunaannya harus dilakukan secara hati-hati
Plastik yang masuk jenis ini ini biasanya tidak dapat didaur ulang.
Contoh Kacamata, botol bayi, barang elektronik, CD/DVD, peralatan makan plastik bening, dan lain-lain.
Baca juga: Waspada Bahan Kimia dalam Plastik, Ada 3.200 Zat Berbahaya Lagi Toksik
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya