Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/02/2024, 11:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Kontribusi gas rumah kaca terhadap efek pemanasan

Mengurangi metana, menurut Program Lingkungan UN, adalah kunci dalam mencapai batas suhu yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris tahun 2015.

Sebab, peluang untuk mengurangi metana relatif murah dibandingkan dengan karbon dioksida yang selama ini digaungkan. 

Sebagai informasi, potensi pemanasan global akibat metana adalah 100 kali lipat dibandingkan karbon dioksida dalam 20 tahun pertama keberadaannya di atmosfer, namun metana meninggalkan atmosfer dalam waktu yang sangat singkat.

Baca juga: Setiap Tahun, 1,3 Miliar Ton Makanan Terbuang Sia-sia

Karbon dioksida yang kita keluarkan saat ini akan terus memanaskan bumi hingga 100.000 tahun, sedangkan metana hanya bertahan dalam jangka waktu 12 tahun sebelum terurai menjadi gas yang kurang kuat.

“Salah satu cara tercepat untuk meningkatkan kualitas hidup manusia yang ada di bumi adalah dengan mengurangi gas metana yang dihasilkan saat ini,” kata Karl.

Adapun menurut ahli kimia atmosfer di Universitas Carnegie Mellon, Dr. Neil Donahue, dampak metana jauh lebih kuat dibandingkan karbon dioksida dalam hal pemanasan. 

Ia menjelaskan, metana buatan manusia mempersempit wilayah jendela atmosfer yang penting, memerangkap panas yang bisa keluar dan menghangatkan planet ini.

Metana yang dihasilkan oleh pembusukan makanan di tempat pembuangan sampah menyumbang 1,6 persen dari seluruh emisi gas rumah kaca yang dihasilkan manusia.

Meski kedengarannya tidak terlalu besar, persentasenya cukup besar untuk polutan tertentu. Ketika para ilmuwan melihat kategori yang sangat spesifik, kata Karl, angka di atas 1 persen sudah termasuk signifikan.

“Setiap tindakan yang dapat mencegah sampah makanan menumpuk dan tidak diolah akan secara langsung mengurangi dampak iklim," pungkasnya. 

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

Pemerintah
AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau