Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 13 Maret 2024, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Para profesional muda didorong untuk mengakselerasi pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Dorongan tersebut tertuang dalam program Akselerasi Inovasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGI) untuk Profesional Muda yang digagas United Nations Global Compact (UN Global Compact).

Program ini ditujukan bagi perwakilan perusahaan dari berbagai sektor dalam jaringan Indonesia Global Compact Network (IGCN) untuk melahirkan inovasi dan terobosan baru mencapai SDGs.

Baca juga: Pemberdayaan Perempuan Penting untuk Capai SDGs

Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mego Pinandito mengatakan, pihaknya turut mendorong generasi muda untuk terus mengeluarkan ide-ide inovasi untuk mencapai SDGs pada 2030.

Dia menambahkan, Indonesia memiliki modal yang sangat banyak untuk melakukan inovasi dan mengeluarkan produk.

"Pertama, kekayaan alam kita sangat luar biasa tinggal bagaimana kita bisa memanfaatkannya. Kita juga punya budaya yang luar biasa. Bahkan ide inovatif bisa berasal dari local wisdom (kearifan lokal) yang tidak ada di negara lain," kata Mego dikutip dari situs web BRIN, Jumat (8/3/2024).

Dia menambahkan, BRIN memiliki berbagai hal seperti fasilitas, program, pakar ahli, pendanaan, dan lainnya yang bisa dimanfaatkan.

Baca juga: RI Sampaikan 3 Strategi Capai SDGs di Forum Internasional

SDGI bertujuan agar dunia bisnis bisa melakukan percepatan dalam pencapaian SDGs. SDGI mendorong perusahaan untuk mengembangkan inovasi yang berkelanjutan.

Executive Director of IGCN Josephine Satyono menyampaikan, para peserta SDGI didorong untuk mengintegrasikan berbagai inovasi di bidang bisnis.

"Sehingga dapat menghasilkan solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan dan tantangan global," jelas Josephine.

Sementara itu, Direktur Manajemen Talenta BRIN Raden Arthur Lelono menjelaskan, suatu hasil riset atau kajian dapat terhilirisasi menjadi sebuah bentuk inovasi.

Inovasi merupakan ujung dari suatu hasil riset yang berbasis pemecahan masalah atau problem solving.

Baca juga: Pengembangan Sains dan Teknologi Penting Capai SDGs

Seorang inovator dituntut memiliki keingintahuan yang besar, peka pada permasalahan di sekitarnya, kreatif dalam mencari solusi, kompeten membuktikannya secara ilmiah, serta diakui oleh komunitasnya.

Arthur berujar, inovasi adalah bagian dari perubahan mencari kebaruan dalam menemukan solusi. sedangkan keberlanjutan adalah proses yang panjang.

Menurut Arthur, para talenta yang berasal dari industri adalah penggerak yang sangat bagus.

Dia menambahkan, BRIN selama ini mendorong inovator akar rumput yang berasal dari masyarakat yang punya permasalahan di lingkungannya.

"Misal soal pengelolaan air bersih di lingkungan masyarakat yang scope-nya memang kecil. Tapi ketika talenta ini berasal dari industri di mana perekonomian itu ditopang oleh hasil -hasil industri berbasis riset, ini akan menjadi pendorong yang sangat kuat," tutur Arthur.

Baca juga: Ini 4 Kriteria Rumah Layak Huni Menurut Indikator SDGs

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Pemerintah
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Pemerintah
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
LSM/Figur
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pemerintah
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Pemerintah
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Pemerintah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
LSM/Figur
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
LSM/Figur
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
Pemerintah
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
LSM/Figur
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
Pemerintah
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
Pemerintah
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
LSM/Figur
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau