KOMPAS.com - Selama puasa Ramadhan, umat Islam dilarang untuk makan dan minum mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Kondisi ini terkadang dijadikan alasan untuk malas berkegiatan, termasuk olahraga.
Tak sedikit juga yang ragu untuk beraktivitas fisik meski ringan, dengan alasan takut kehausan atau kelaparan.
Padahal, olahraga punya banyak manfaat bagi kesehatan, baik saat puasa maupun tidak. Perbedaannya, bisa dari segi jenis olahraga, waktu, dan lama durasi untuk beraktivitas fisik. Berikut beberapa saran olahraga yang tepat saat puasa, menurut pada ahli.
Guru Besar Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sri Winarni menyarankan untuk berolahraga dengan intensitas rendah hingga sedang saat puasa.
"Olahraga berintensitas tinggi dapat menyebabkan dehidrasi dan kelelahan, terutama saat berpuasa," ujarnya, dikutip dari Kompas.com (12/3/2024).
Beberapa contoh olahraga berintensitas rendah hingga sedang antara lain seperti jalan kaki, yoga, dan bersepeda dengan kecepatan santai.
Baca juga: Tips Olahraga Nyaman dan Aman di Tengah Buruknya Polusi Udara
Sementara itu, Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama MKM menyebutkan, seseorang yang menjalani puasa disarankan untuk tetap beraktivitas fisik atau berolahraga ringan agar tubuh tetap bugar.
"Olahraga sebaiknya tidak yang terlalu berkeringat. Yang penting kita berkeringat tipis-tipis aja, jangan sampai baju olahraga kita penuh keringat sampai basah begitu," kata Ngabila.
Beberapa jenis olahraga yang disarankan pada saat berpuasa adalah berjalan cepat atau sepeda statis dalam ruangan dengan level sedang.
Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari Jakarta itu juga mengimbau agar masyarakat tidak memaksakan diri untuk berolahraga berat, khususnya bagi seseorang yang tetap bekerja pada saat menjalani puasa.
"Aktivitas fisik juga tidak selalu berolahraga, yang penting itu bergerak. Bisa seperti peregangan (stretching) di sela-sela pekerjaan atau berjalan kaki sekitar 6000 langkah hingga 8000 langkah," paparnya, dilansir dari Antara.
Terkait waktu dan durasi, Sri mengatakan ada dua waktu yang tepat untuk berolahraga ketika bulan puasa.
"Sore menjelang berbuka puasa. Bisa juga sebelum sahur, sesudah berbuka. Intinya memastikan tubuh tetap terhidrasi," ujarnya.
Olahraga sebelum sahur dapat membantu mempercepat metabolisme sepanjang hari, sedangkan olahraga setelah berbuka puasa dapat membantu mencerna makanan.
Namun, ia mengimbau agar olahraga dilakukan minimal dua jam setelah makan. Tujuannya, untuk memberi waktu dan energi pada tubuh dalam mengolah makanan.
Terkait durasi, Sri menyarankan olahraga cukup dilakukan selama 20-30 menit. Sementara, untuk atlet mungkin dapat olahraga maksimal 60 menit. Namun, tetap harus memerhatikan respon tubuh.
Baca juga:
Ngabila menyarankan untuk berolahraga berdurasi sekitar 20 hingga 30 menit, dengan intensitas rendah, dan disarankan untuk dilakukan di dalam ruangan.
Menurutnya, waktu terbaik untuk beraktivitas fisik secara ringan dimulai sejak sebelum matahari terbit hingga menjelang tengah hari untuk menghindari dehidrasi.
Waktu lain yang disarankan adalah setelah berbuka puasa. Tujuannya agar energi telah terisi kembali (recharge) oleh makanan dan minuman saat berbuka puasa sehingga relatif aman untuk melakukan olahraga dengan tingkat sedang. Namun, jangan lupa beri jeda.
Pilihan lainnya, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Dini Anggraeni, olahraga ringan bisa dilakukan sore hari, beberapa saat sebelum berbuka puasa.
"Sebaiknya berolahraga satu atau dua jam sebelum waktu berbuka puasa," ujar Dini.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya