Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imunisasi Selamatkan Hingga 5 Juta Nyawa dari Penyakit Berbahaya

Kompas.com - 20/03/2024, 07:03 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Dia menyebutkan bahwa pada penderita difteri, ada selaput yang menutup saluran nafas. Disertai gejala-gejala difteri berupa demam, sakit kepala, serta kesulitan bernafas.

Selaput tersebut tidak bisa sembarangan dibuang, karena disentuh saja sudah berdarah.

Baca juga: BPJS Kesehatan Gandeng HIRA Korea Optimalkan Jaminan Kesehatan

"Bagaimana kalau dia tersumbat saluran nafasnya? Jadi harus dibolongin di sini, namanya tracheostomy," katanya.

Komplikasi akibat difteri termasuk penyakit jantung, gangguan ginjal, serta gangguan syaraf. Selain itu, dia mengatakan, angka mortalitas difteri adalah lima hingga 10 persen.

"Kalau tidak diobatin, mortalitasnya 50 persen meninggal. Pengobatannya tentu perlu antibiotik dan serum. Antidifteri serum. Antidifteri serum ini tidak diproduksi di Indonesia. Harus diimpor," terang Hartono.

Di negara lain, produksi serum itu semakin sedikit, karena kasus difteri mereka pun sedikit.

"Jadi kembali lagi, apa yang kita perlu lakukan? Yang perlu dilakukan adalah pemberian imunisasi," pungkasnya.

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau