Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WMO Keluarkan Peringatan Merah, Sekjen PBB: Bumi di Ambang Kehancuran

Kompas.com - 20/03/2024, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorological Organization (WMO) mengeluarkan peringatan merah terkait pemanasan global.

Melalui laporan State of the Global Climate yang dirilis pada Selasa (19/3/2024), WMO memperingatkan kemungkinan besar 2024 akan menjadi tahun terpanas lainnya.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, tahun 2023 telah dinobatkan sebagai tahun terpanas oleh layanan pemantau perubahan iklim bentukan Uni Eropa, Copernicus Climate Change Service (C3S).

Baca juga: Langkah Peternak Belgia Seret Perusahaan Migas ke Meja Hijau karena Perubahan Iklim

Pada 2023, suhu rata-rata global mencapai 14,98 derajat celsius, hampir mendekati ambang batas kenaikan suhu 1,5 derajat celsius yang disepakati dalam Perjanjian Paris.

Bahkan, pada periode 12 bulan dari Maret 2023 hingga 2024, suhu rata-rata Bumi mencapai 1,56 derajat celsius.

Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo mengatakan, dunia sudah sangat dekat memecahkan ambang batas kenaikan suhu.

"Komunitas WMO menyuarakan peringatan merah kepada dunia," kata Saulo sebagaimana dilansir Al Jazeera, Selasa.

Baca juga: Dunia di Ambang Pemutihan Terumbu Karang Massal Keempat karena Perubahan Iklim

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres bahkan mengatakan, laporan terbaru dari WMO tersebut telah mengungkapkan Bumi di ambang kehancuran.

Guterres menyampaikan, polusi bahan bakar fosil membuat kekacauan iklim semakin parah.

"Bumi mengeluarkan seruan darurat," kata Guterres.

Kepala Pemantau Iklim WMO Omar Baddour menyampaikan, setahun setelah fenomena El Nino, biasanya cenderung lebih hangat.

"Ada kemungkinan besar tahun 2024 akan kembali memecahkan rekor tahun 2023, tapi kita tunggu dan lihat saja," ujarnya.

Baca juga: Paus Abu-abu Muncul di Perairan Bukan Habitatnya, Tanda Perubahan Iklim Makin Parah

Dia mebambahkan, Januari tahun ini telah memecahkan rekor sebagai Januari terpanas yang pernah tercatat.

"Jadi rekor (suhu panas tahunan) masih dipecahkan (tahun ini)," ucap Baddour.

Dalam laporan terbarunya, WMO juga mengungkapkan berbagai kondisi Bumi yang tidak baik-baik saja.

Pada 2023, lebih dari 90 persen perairan laut mengalami kondisi gelombang panas setidaknya satu kali.

Baca juga: Perubahan Iklim Berpampak Besar terhadap Kehidupan Spesies Perairan

Gletser yang dipantau sejak tahun 1950 kehilangan es paling banyak yang pernah tercatat. Es laut Antarktika menyusut ke level terendah yang pernah ada.

WMO mengatakan dampak gelombang panas, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, dan siklon tropis, yang diperburuk oleh perubahan iklim, akan terasa pada kehidupan dan penghidupan di setiap benua pada 2023.

Namun, WMO mengakui adanya secercah harapan dalam upaya menjaga kenaikan suhu Bumi lebih jauh.

Dikatakan WMO, kapasitas pembangkitan energi terbarukan dari tenaga angin, surya, dan air pada 2023 meningkat hampir 50 persen dari 2022, menjadi 510 gigawatt (GW).

Baca juga: Beruang Kutub Terancam Kelaparan akibat Perubahan Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com