Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/03/2024, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Meski menjadi salah satu energi terbarukan, pengembangan bioenergi berpotensi memperluas deforestasi untuk tanaman perkebunan.

Untuk diketahui, presiden terpilih Prabowo Subianto dan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka menggagas Indonesia menjadi raja energi hijau dunia sebagai salah satu visi-misinya.

Untuk mencapai hal tersebut, bioenergi menjadi strategi utamanya, contohnya biodiesel yang berasal dari sawit dan bioetanol dari tebu.

Baca juga: Panas Bumi dan Bioenergi Potensial Jadi Beban Listrik Utama

Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Iqbal Damanik mengatakan, bioenergi sebenarnya merupakan industri ekstraktif.

Pasalnya, bahan baku bioenergi seperti sawit untuk biodiesel dan singkong atau tebu untuk bioetanol membutuhkan lahan yang besar.

Jika kebutuhan bahan baku bioenergi meningkat, maka diperlukan penambahan pembukaan lahan yang berpotensi memperluas deforestasi.

"Singkong dan kelapa sawit butuh lahan yang besar (untuk bioenergi). Ancaman lahan adalah deforestasi," kata Iqbal dalam diskusi daring yang digelar Yayasan Indonesia Cerah dan diikuti secara daring, Rabu (27/3/2023).

Iqbal mencontohkan, kebutuhan minyak sawit mentah untuk skema business as usual (BaU) atau biodiesel B35 pada 2042 mencapai 67,1 juta ton.

Baca juga: Menengok Kembali Visi dan Misi Prabowo-Gibran soal Bioenergi

Jika implementasi biodiesel lebih agresif menjadi B50, kebutuhan minyak sawit mentah bisa mencapai 75,5 juta ton.

Dari skema tersebut, muncul asumsi kebutuhan akan lahan untuk menanam kelapa sawit yakni 16,35 juta hektare untuk implementasi biodiesel B35 pada 2042.

Bila biodiesel B50 diimplementasikan, luas kebun sawit untuk memenuhi permintaan minyak sawit mentah dapat mencapai 23 juta hektare.

"Sekarang kita punya 16,8 juta hektare (perkebunan sawit) asumsi dari Kementerian Pertanian. Jadi membutuhkan tambahan lahan sekitar 7 juta hektare (pada 2042)," ujar Iqbal.

Sementara itu, Peneliti Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Eliza Mardian mengatakan, meski permintaan sawit untuk bioenergi naik, produktivitas kebun sawit Indonesia justru cenderung menurun.

Baca juga: 3 Pegiat Lingkungan Dorong Capres-Cawapres Kaji Ulang Kebijakan Bioenergi

Penurunan produktivitas sawit tersebut berpotensi melebarkan ekspansi perkebunan dan mengancam deforestasi yang lebh luas.

"Ini sangat disayangkan. Di satu sisi menggenjot biodiesel, tapi di sisi lain mengorbankan hutan kita yang tersisa," kata Eliza.

Untuk mencegah deforestasi lebih lanjut, salah satu yang bisa dilakukan agar produktivitas sawit adalah dengan peremajaan tanaman.

Total tanaman sawit yang rusak diperkirakan mencapai 5 juta hektare dan ditargetkan ada sekitar 2,5 juta hektare tanaman sawit yang diremajakan.

Namun sejauh ini, program peremajaan sawit tidak terlalu optimal, hanya 8 persen saja yang baru diremajakan dari target 2,5 juta hektare.

Baca juga: Bioenergi Beririsan dengan Pangan dan Lahan, Perlu Tenggat Waktu Transisi Energi

Di samping itu, mayoritas pengolahan sawit dilakukan oleh perusahaan swasta. Kondisi ini juga bakal bersinggungan dengan pangan.

Jika biodiesel digenjot, suplai untuk minyak goreng bisa berkurang. Pasalnya, pengusaha pasti lebih melirik harga jual yang lebih menarik.

Berkaca pada 2022, terjadi kelangkaan minyak goreng karena minyak sawit mentah banyak dipakai untuk biodiesel.

"Ini yang dikhawatirkan. Karena pemerintah tidak bisa intervensi, masyarakat jadi korban," papar Eliza.

Baca juga: Perluasan Bioenergi Bukan Solusi Utama Transisi Energi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau