Pembakaran mesin maupun gesekan ban dengan jalanan turut mengeluarkan karbon monoksida serta partikel debu berukuran 10 mikron (PM10) atau 2,5 mikron (PM2,5).
Dalam hal ini, pemerintah perlu memberikan perhatian yang lebih baik dengan menyediakan transportasi publik yang ramah lingkungan dan nyaman.
Pemerintah pusat maupun daerah perlu merumuskan aturan jelas mengenai transportasi publik dan kenyamanan masyarakat.
Harapannya, momen hari raya menjadi momentum perubahan perilaku ke arah yang lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Jelang Arus Mudik Lebaran, BMKG Siap Terapkan Modifikasi Cuaca
Membeli dan memakain pakaian baru menjadi tradisi umum di kalangan masyarakat saat merayakan Lebaran dan Idulfitri.
Di satu sisi, tradisi baju baru tiap Lebaran berpotensi menghasilkan limbah pakaian dari baju bekas yang tidak terpakai.
Survei dari Yougov pada 2017 menyatakan, sekitar 66 persen responden Indonesia membuang satu baju setiap tahun. Ada juga 25 persen responden yang setiap tahunnya membuang 10 helai baju.
Selain mubazir, kebiasaan membeli baju baru juga bisa memperparah dampak lingkungan dari industri tekstil.
Sektor ini bertanggung jawab sekitar 6 sampai delapan persen emisi gas rumah kaca di bumi karena masifnya penggunaan energi untuk pemrosesan garmen dan tekstil.
Oleh karena itu, sepertinya kita perlu berpikir ulang mengenai tradisi pakaian baru saat Lebaran dan Idulfitri.
Baca juga: Momen Mudik Lebaran Bisa Perkuat Ekonomi Desa Wisata
Entah sejak kapan, kembang api dan petasan kerap menjadi alat yang dipakai untuk menyemarakkan Lebaran.
Padahal, menyalakan kembang api dan petasan menimbulkan emisi dan polusi suara. Selain itu, ledakannya menimbulkan sampah yang mencemari lingkungan.
Petasan dan kembang api mengandung zat kimia seperti logam berat, karbon, mesiu dan bahan bahan kimia lainnya.
Asap yang ditimbulkan dari petasan dan kembang api menimbulkan polusi dan membahayakan saluran pernapasan jika terhirup dalam jumlah besar.
Partikel-partikel petasan dan kembang api yang jatuh ke tanah dapat merusak tanaman dan mencemari air.
Dampak lainnya dari kembang api adalah mengganggu kehidupan satwa liar terutama burung-burung dan satwa arboreal yaitu hewan yang tinggal di pohon-pohon.
Karena banyaknya dampak buruk tersebut, akan lebih baik bila kita menghindari petasan dan kembang api saat Lebaran.
Baca juga: Lebaran 2023, Homestay Binaan SMF Raup Lonjakan Pendapatan 4 Kali Lipat
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya