Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawanan Hewan Ini Mampu Serap Karbon Setara 84.000 Mobil

Kompas.com - 21/05/2024, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Kawanan bison eropa berjumlah 170 ekor yang diperkenalkan kembali ke Tarcu di Rumania dapat membantu menangkap dan menyimpan karbon setara sekitar 84.000 mobil setiap tahunnya.

Temuan tersebut mengemuka berdasarkan studi terbaru dari para peneliti dari Yale University dan Memorial University of Newfoundland.

Sebelumnya, kawanan bison tersebut diperkenalkan lagi di Tarcu yang merupakan bagian dari gugusan Pegununan Karpatia pada 2014 oleh Rewilding Europe and WWF Romania.

Baca juga: Jualan Karbon Kredit dari Alam, RI Bisa Untung Rp 112,5 Triliun Per Tahun

Dengan habitat di padang rumput seluas 48 kilometer persegi di lanskap seluas 300 kilometer persegi, kawanan bison itu membantu menangkap tambahan 54.000 ton karbon setiap tahunnya, sebagaimana dilansir Euronews, Jumat (17/5/2024).

Jumlah tersebut sekitar 10 kali lipat dari jumlah yang dapat ditangkap oleh ekosistem tanpa bison. Penelitian tersebut mencatat, angka ini bisa lebih tinggi atau lebih rendah hingga 55 persen.

Angka yang lebih tinggi setara dengan sekitar 84.000 mobil berbahan bakar bensin di AS setiap tahunnya dan rata-rata mediannya adalah 43.000 mobil.

Kontribusi penangkapan karbon dari kawanan bison tersebut didapatkan dari kombinasi meruputnya mereka padang rumput secara merata, mendaur ulang nutrisi yang menyuburkan tanah, menyebarkan benih, dan memadatkan tanah untuk mencegah pelepasan karbon.

Baca juga: Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Industri Penyimpanan Karbon di ASEAN

Penelitian tersebut menggunakan model baru yang dikembangkan oleh para ilmuwan di Yale School of the Environment dan didanai oleh Global Rewilding Alliance serta WWF Belanda.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti menghitung jumlah tambahan karbon dioksida di atmosfer yang dibantu oleh spesies satwa liar untuk ditangkap dan disimpan di tanah melalui interaksi mereka dalam ekosistem.

"Hasil menakjubkan ini menunjukkan potensi pelepasliaran hewan liar untuk meningkatkan kemampuan ekosistem dalam menarik karbon di atmosfer," kata Maheen Khan dari WWF Belanda.

Penulis utama studi tersebut, Profesor Oswald Schmitz dari Yale School of Environment, menuturkan, penelitian itu mengungkapkan hewan liar dapat meningkatkan anggaran karbon ekosistem secara signifikan sebesar 60-90 persen.

"Dan kadang-kadang bahkan lebih, dibandingkan jika hewan tersebut tidak ada," kata Schmitz.

Baca juga: Peningkatan Karbon Dioksida Capai Rekor Tertinggi dalam 500.000 Tahun

Schmitz menyampaikan, kehadiran hewan liar di ekosistemnya dapat melindungi dan meningkatkan penangkapan dan penyimpanan karbon secara global setidaknya sebesar 6,4 miliar ton per tahun.

"Jumlah ini menyaingi lima langkah utama IPCC untuk mengurangi emisi bersih secara cepat, termasuk transisi cepat ke teknologi tenaga surya dan angin," tutur Schmitz.

Tim tersebut sekarang bekerja sama dengan Global Rewilding Alliance untuk menerapkan model tersebut di seluruh dunia.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Walhi: Drainase Buruk dan Pembangunan Salah Picu Banjir Jambi

Walhi: Drainase Buruk dan Pembangunan Salah Picu Banjir Jambi

LSM/Figur
Uni Eropa Beri Produsen Mobil Kelonggaran untuk Penuhi Aturan Emisi

Uni Eropa Beri Produsen Mobil Kelonggaran untuk Penuhi Aturan Emisi

Pemerintah
Finlandia Tutup PLTU Batu Bara Terakhirnya

Finlandia Tutup PLTU Batu Bara Terakhirnya

Pemerintah
China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

Pemerintah
AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau