KOMPAS.com - Kawanan bison eropa berjumlah 170 ekor yang diperkenalkan kembali ke Tarcu di Rumania dapat membantu menangkap dan menyimpan karbon setara sekitar 84.000 mobil setiap tahunnya.
Temuan tersebut mengemuka berdasarkan studi terbaru dari para peneliti dari Yale University dan Memorial University of Newfoundland.
Sebelumnya, kawanan bison tersebut diperkenalkan lagi di Tarcu yang merupakan bagian dari gugusan Pegununan Karpatia pada 2014 oleh Rewilding Europe and WWF Romania.
Baca juga: Jualan Karbon Kredit dari Alam, RI Bisa Untung Rp 112,5 Triliun Per Tahun
Dengan habitat di padang rumput seluas 48 kilometer persegi di lanskap seluas 300 kilometer persegi, kawanan bison itu membantu menangkap tambahan 54.000 ton karbon setiap tahunnya, sebagaimana dilansir Euronews, Jumat (17/5/2024).
Jumlah tersebut sekitar 10 kali lipat dari jumlah yang dapat ditangkap oleh ekosistem tanpa bison. Penelitian tersebut mencatat, angka ini bisa lebih tinggi atau lebih rendah hingga 55 persen.
Angka yang lebih tinggi setara dengan sekitar 84.000 mobil berbahan bakar bensin di AS setiap tahunnya dan rata-rata mediannya adalah 43.000 mobil.
Kontribusi penangkapan karbon dari kawanan bison tersebut didapatkan dari kombinasi meruputnya mereka padang rumput secara merata, mendaur ulang nutrisi yang menyuburkan tanah, menyebarkan benih, dan memadatkan tanah untuk mencegah pelepasan karbon.
Baca juga: Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Industri Penyimpanan Karbon di ASEAN
Penelitian tersebut menggunakan model baru yang dikembangkan oleh para ilmuwan di Yale School of the Environment dan didanai oleh Global Rewilding Alliance serta WWF Belanda.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti menghitung jumlah tambahan karbon dioksida di atmosfer yang dibantu oleh spesies satwa liar untuk ditangkap dan disimpan di tanah melalui interaksi mereka dalam ekosistem.
"Hasil menakjubkan ini menunjukkan potensi pelepasliaran hewan liar untuk meningkatkan kemampuan ekosistem dalam menarik karbon di atmosfer," kata Maheen Khan dari WWF Belanda.
Penulis utama studi tersebut, Profesor Oswald Schmitz dari Yale School of Environment, menuturkan, penelitian itu mengungkapkan hewan liar dapat meningkatkan anggaran karbon ekosistem secara signifikan sebesar 60-90 persen.
"Dan kadang-kadang bahkan lebih, dibandingkan jika hewan tersebut tidak ada," kata Schmitz.
Baca juga: Peningkatan Karbon Dioksida Capai Rekor Tertinggi dalam 500.000 Tahun
Schmitz menyampaikan, kehadiran hewan liar di ekosistemnya dapat melindungi dan meningkatkan penangkapan dan penyimpanan karbon secara global setidaknya sebesar 6,4 miliar ton per tahun.
"Jumlah ini menyaingi lima langkah utama IPCC untuk mengurangi emisi bersih secara cepat, termasuk transisi cepat ke teknologi tenaga surya dan angin," tutur Schmitz.
Tim tersebut sekarang bekerja sama dengan Global Rewilding Alliance untuk menerapkan model tersebut di seluruh dunia.
Bison eropa hampir punah di seluruh "Benua Biru" akibat perburuan yang merajalela antara abad ke-17 dan ke-19.
Pada 1900, hanya tersisa beberapa populasi yang tersisa di dua alam liar: di Hutan Bialowieza yang berbatasan dengan Belarus dan Polandia, dan di pegunungan Kaukasus barat yang membentang di sepanjang perbatasan selatan Rusia dengan Georgia.
Baca juga: Hingga 30 April, Nilai Perdagangan Karbon Rp 35,31 Miliar
Kawanan kedua spesies tersebut punah pada 1927 dan populasi yang berhasil selamat bertahan hidup di beberapa kebun binatang Eropa.
Setelah menghilang dari Romania lebih dari 200 tahun yang lalu, Rewilding Europe dan WWF Romania memperkenalkan kembali bison itu ke Pegunungan Karpatia pada 2014.
Pelepasliaran tersebut adalah salah satu dari sejumlah proyek yang berhasil membantu herbivora besar tersebut untuk kembali lagi ke alam.
Secara total, kini sekitar 7.000 bison eropa hidup bebas di Polandia, Lituania, Rusia, Ukraina, dan Slovakia.
Jumlah bison di pegunungan Tarcu Rumania kini telah meningkat menjadi 170 individu sejak proyek pelepasliaran dilakukan.
Baca juga: Studi: Hutan Dijadikan Alat Perdagangan Karbon Lemahkan Peran Rimba
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya