KOMPAS.com - Susilowati (45) tersenyum kala mendapatkan tiga potong pakaian anak --dua celana dan satu baju. Ibu dua anak ini merasa ketiga pakaian tersebut muat di badan putra bontotnya.
"Ini baju yang saya pakai juga dari sini. Saya setiap dua bulan sekali ke sini," kata warga Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah tersebut ketika berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (25/5/2024).
Susilowati tidak sendiri. Dia adalah salah satu dari sejumlah orang yang mengunjungi Ruang Solidaritas Joli Jolan di Jalan Siwalan Nomor 1, Kerten, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.
Di pelataran rumah yang disulap menjadi semacam galeri tersebut ada banyak sekali barang bekas yang layak pakai mulai dari baju, aksesoris, buku, perlengkapan sekolah, peralatan rumah tangga, hingga mainan.
Pengunjung boleh mengambil barang-barang yang ada di sana secara cuma-cuma, tapi ada syaratnya: mendaftar dulu menjadi anggota dan maksimal membungkus tiga barang setiap dua pekan sekali.
Baca juga: Komunitas Pembangkit Energi Terbarukan Terkendala Dana
Susilowati yang telah menjadi anggota Joli Jolan sejak enam bula lalu merasa, kehadiran ruang solidaritas tersebut membantunya mengakses pakaian layak untuk mencukupi kebutuhan sandangnya.
"Daripada ada barang yang dibuang, mending didonasikan seperti di sini. Karena masih banyak yang membutuhkan," tuturnya.
Kehadiran Ruang Solidaritas Joli Jolan juga dinikmati oleh Dewi Ikarini (44) yang telah menjadi anggota sejak dua tahun lalu.
Sebagai pemulung, Dewi mengaku kesulitan membeli pakaian baru bagi keluarganya. Setiap dua kali dalam sebulan, dia mengunjungi ruang solidaritas untuk mencari pakaian yang sesuai dengan ukurannya.
"Kadang buat saya sendiri. Kadang buat anak. Tapi seringnya cari pakaian buat anak. Sangat membantu karena saya bekerja sebagai pemulung, sangat sulit membeli baju bagus," tuturnya.
Baca juga: Harga Murah Bikin Pembangkit Terbarukan Berbasis Komunitas Sukses
Berbeda dengan Susilowati dan Dewi, kehadiran Ruang Solidaritas Joli Jolang dapat membantu Tegar Danardana (22) menyalurkan barang-barang layak pakainya.
Cukup lama Tegar mencari ruang yang bisa menyerap barang bekas layak pakai, hingga akhirnya dia mengetahui keberadaan komunitas tersebut melalui media sosial.
"Ini pertama kalinya ke sini. Saya mendonasi pakaian wanita, pakaian pria, sepatu, jilbab. Ada tiga keresek yang saya bawa," ucap warga Gumpang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah ini.
Tegar mengaku akan sering-sering menyumbangkan barang layak pakainya ke Ruang Solidaritas Joli Jolan. Harapannya, barang yang dia donasikan dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Baca juga: JETP Harus Lirik Energi Terbarukan Berbasis Komunitas yang Pangkas Kemiskinan 16 Juta Orang
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya