KOMPAS.com - Perusahaan teknologi otomasi dan listrik mutinasional, ABB, melakukan kolaborasi dengan organisasi nirlaba Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Nasional (MASKEEI) baru-baru ini.
Keduanya berkolaborasi dalam sebuah konferensi nasional bertajuk "Peran Efisiensi dan Konservasi Energi dalam Mencapai Sasaran Transisi Energi Menuju Net Zero pada Pertengahan Abad 21", yang digelar di Jakarta, Rabu (21/6/2024) lalu.
Sebagai informasi, lebih dari 45 persen daya listrik yang dihasilkan di seluruh dunia digunakan untuk menggerakkan motor listrik di berbagai bangunan dan aplikasi industri.
Untuk mengoperasikan pompa air, sistem pendingin (HVAC), kompresor, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Sekjen PBB Sebut Industri Energi Fosil Godfather Krisis Iklim
Di Indonesia, sejumlah besar sistem yang digerakkan motor listrik ini kerap kali dioperasikan secara tidak efisien dan mengkonsumsi terlalu banyak energi.
“Hasil penelitian panjang dan pengembangan yang dilakukan secara bertahun-tahun telah memunculkan langkah-langkah dan teknologi efisiensi energi yang dapat diterapkan secara
cepat untuk mengurangi konsumsi energi,” ujar Vice President, Head of Motion, ABB di Indonesia, Chen Kang Tan.
Teknologi ini tidak hanya telah tersedia, tetapi juga dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi berbagai sektor.
Caranya, dengan membantu menurunkan kebutuhan energi, menghemat biaya, dan meningkatkan keandalan energi.
Penggunaan listrik secara global dapat dikurangi hingga 10 persen, jika lebih dari 300 juta sistem penggerak motor listrik industri yang ada, diganti dengan mesin-mesin yang dapat bekerja secara efisien dan optimal.
"Teknologi-teknologi ini merupakan kunci utama bagi Indonesia untuk mencapai target iklim dan pengurangan emisi karbonnya dalam 10 tahun mendatang,” tambah Chen Kang Tan.
Chen Kang Tan menjelaskan, ditambah dengan pertumbuhan populasi, tren urbanisasi yang didorong pembangunan ekonomi Indonesia, perlu strategi efisiensi energi yang mengoptimalkan potensi teknologi terdepan.
Seperti high efficiency motor yang dikombinasikan sistem kontrol variable speed drive yang sangat penting untuk mengurangi konsumsi energi.
Baca juga:
Adapun konferensi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang efisiensi energi, yang disebut International Energy Agency (IEA) sebagai “bahan bakar utama” masa depan energi yang berkelanjutan dan tangguh.
Sekaligus untuk membahas lebih lanjut rencana relokasi ibukota Indonesia dari Jakarta ke IKN, dan pengaruhnya terhadap target komitmen iklim Indonesia.
Berbagai area kerjasama serta strategi menjadi fokus pembahasan, termasuk di dalamnya mengidentifikasi teknologi dan solusi efisiensi energi yang menawarkan manfaat terbesar.
Melalui serangkaian seminar dan diskusi, konferensi nasional ini menggarisbawahi kebijakan implementasi efisiensi energi, pengalaman, serta tantangan di lapangan.
Kesimpulan dan rekomendasi dari diskusi ini akan didokumentasikan dan dipresentasikan ke pemerintah baru untuk mendukung upaya percepatan implementasi langkah-langkah efisiensi dan konservasi energi.
Konferensi nasional ini juga menyoroti pentingnya mengintegrasikan langkah-langkah strategis ke dalam kebijakan energi dan perubahan iklim yang lebih komprehensif dan efektif untuk mencapai target nol emisi.
Kolaborasi ini sejalan dengan Gerakan Efisiensi Energi (EEM), sebuah platform global yang diluncurkan pada 2021 oleh ABB.
Baca juga: Bumi Sedang Tidak Baik-Baik Saja, Transisi Energi Mendesak Dilakukan
Sementara itu, Ketua MASKEEI RM Soedjono Respati menyambut baik kesempatan untuk menggalakkan kesadaran pentingnya efisiensi energi.
Ia juga membahas beberapa isu utama untuk meningkatkan implementasi efisiensi energi di Indonesia.
"Terdapat kebutuhan yang mendesak untuk menerapkan terobosan baru dalam rangka menindaklanjuti dan mendorong peningkatan kualitas efisiensi energi," ujar Ketua MASKEEI.
"Termasuk insentif pengadaan peralatan, teknologi efisiensi energi, standarisasi peralatan (SKEM), sertifikasi, serta kebutuhan untuk meningkatkan penelitian dan inovasi yang dilakukan lembaga penelitian nasional dan para pelaku industri manufaktur,” pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya