Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Turunkan Target Pengukuran Serentak Intervensi Stunting

Kompas.com - 23/06/2024, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah menurunkan target pengukuran serentak dari semula 100 persen menjadi 90 persen pada akhir Juni dalam upaya intervensi pencegahan stunting.

Berdasarkan dashboard pemantauan gerakan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hingga 21 Juni 2024 ada 9.720.635 atau 55,96 persen bayi di bawah lima tahun (balita) yang diukur.

Selain itu, ada 40,18 persen balita yang bermasalah gizi dan 1,4 persen balita yang sudah diintervensi.

Baca juga: Pengukuran Serentak Intervensi Stunting Baru Capai Separuh dari Target

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan, pemerintah mengejar target minimal 90 persen pengukuran dan intervensi serentak di seluruh Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Muhadjir dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Pelaksanaan Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting, secara daring dan luring di Kantor Kemenko PMK, Jumat (21/6/2024).

"Tentu ini perlu kerja keras bagaimana supaya dalam bulan Juni target yang kita tetapkan bersama ini bisa terpenuhi," ujar Muhadjir dikutip dari situs web Kemenko PMK.

Dia menyampaikan, ada tiga aspek yang perlu diterapkan untuk mencapai kelayakan pengukuran.

Ketiga aspek tersebut adalah alat ukur terstandar yang digunakan, kompetensi kader terlatih, dan jumlah cakupan pengukuran.

Baca juga: Hasilkan Data Stunting Sesuai, Pengukuran Balita di Posyandu Harus Seragam

Di satu sisi, program pengukuran serentak masih menghadapi sejumlah kendala. Contohnya masih dijumpai pos pelayanan terpadu (posyandu) di daerah yang belum memiliki alat antropometri terstandar dan terkalibrasi, serta masih rendahnya jumlah kader yang terlatih.

Kendala lainnya adalah dukungan stakeholder dan peran masyarakat yang belum optimal, proses penginputan data, serta jaringan dan geografis.

Muhadjir meminta BKKBN, Kemenkes, TNI/Polri hingga tingkat daerah untuk membantu penguatan dalam upaya untuk mempercepat pengukuran serentak di daerah yang masih belum melakukan pengukuran dan intervensi.

Dia mengatakan, dinas BKKBN di daerah dan pihak Babinsa serta Bhabinkamtibmas bisa membantu percepatan intervensi.

"Minggu ini, satu atau dua hari ini saya minta ada data yang pasti posyandu mana yang belum melakukan kegiatan pengukuran dan intervensi di seluruh Indonesia," tutur Muhadjir.

Baca juga: Pengukuran Serentak Intervensi Stunting Baru Capai Separuh dari Target

Dia menambahkan, belum tersedianya alat pengukuran terstandar di beberapa posyandu di daerah juga menjadi kendala dalam percepatan pengukuran dan intervensi.

Menurutnya, kendala tersebut dapat diatasi melalui kerja sama dan meminjam dengan posyandu dan puskesmas lain yang telah memiliki alat terstandar.

Muhadjir juga meminta pemerintah daerah bekerja keras mencapai target cakupan pengukuran dan memenuhi tiga aspek penentu kualitas pengukuran.

Termasuk memastikan minimum 90 persen sasaran telah diukur di setiap level, dari provinsi hingga posyandu tingkat desa.

Dia berujar, data pengukuran dan intervensi pencegahan stunting yang didapatkan diharapkan menjadi data yang akurat untuk percepatan pencegahan stunting di Indonesia.

"Saya berharap hasil pengukuran bisa digunakan sebagai acuan untuk menyusun kebijakan dalam memastikan intervensi yang tepat sasaran," jelasnya.

Baca juga: Presiden Jokowi: Konsolidasi Penting Guna Turunkan Stunting

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Kerusakan Laut, Penggunaan Plastik Harus Dikurangi hingga 25 Persen

Cegah Kerusakan Laut, Penggunaan Plastik Harus Dikurangi hingga 25 Persen

Pemerintah
Polusi Ozon Berpotensi Kurangi Pertumbuhan Hutan Tropis

Polusi Ozon Berpotensi Kurangi Pertumbuhan Hutan Tropis

LSM/Figur
Aeon Environmental Foundation Lanjutkan Misi Hijau, Tanam Ribuan Mangrove di PIK Jakarta

Aeon Environmental Foundation Lanjutkan Misi Hijau, Tanam Ribuan Mangrove di PIK Jakarta

Swasta
Pemerintah Perlu Dorong Bahan Lokal untuk Ketahanan Pangan

Pemerintah Perlu Dorong Bahan Lokal untuk Ketahanan Pangan

Pemerintah
Komitmen Implementasikan ESG, The Sanur Terima Asian Impact Awards 2024

Komitmen Implementasikan ESG, The Sanur Terima Asian Impact Awards 2024

Swasta
Peneliti Kembangkan Metode Daur Ulang Logam Limbah Elektronik

Peneliti Kembangkan Metode Daur Ulang Logam Limbah Elektronik

Pemerintah
Integrasi AI ke Sektor Pertanian Diproyeksikan Bisa Bantu Ketahanan Pangan

Integrasi AI ke Sektor Pertanian Diproyeksikan Bisa Bantu Ketahanan Pangan

Pemerintah
Pakar Kelautan Definisikan Ulang Konsep Penangkapan Ikan Berkelanjutan

Pakar Kelautan Definisikan Ulang Konsep Penangkapan Ikan Berkelanjutan

Pemerintah
IESR: Kapasitas PLTU Perlu Dikurangi 2-3 GW per Tahun hingga 2045

IESR: Kapasitas PLTU Perlu Dikurangi 2-3 GW per Tahun hingga 2045

LSM/Figur
Agincourt Resources Sabet Penghargaan Kaidah Pertambangan yang Baik

Agincourt Resources Sabet Penghargaan Kaidah Pertambangan yang Baik

Swasta
Menilik Tantangan, Peluang, dan Masa Depan Ketahanan Air Berkelanjutan di Tanah Air

Menilik Tantangan, Peluang, dan Masa Depan Ketahanan Air Berkelanjutan di Tanah Air

Swasta
Pemerintah Target Tambah Kapasitas Terpasang PLTB 5 GW hingga 2030

Pemerintah Target Tambah Kapasitas Terpasang PLTB 5 GW hingga 2030

Pemerintah
Riset: Mengurangi Kecepatan Pesawat Bisa Turunkan Emisi Karbon

Riset: Mengurangi Kecepatan Pesawat Bisa Turunkan Emisi Karbon

Swasta
Asa dari Lahan Bekas Tambang di Kabupaten Kutai Kartanegara

Asa dari Lahan Bekas Tambang di Kabupaten Kutai Kartanegara

Swasta
PT GNI Upayakan Perbaikan Gizi dan Kesehatan Warga Lingkar Industri

PT GNI Upayakan Perbaikan Gizi dan Kesehatan Warga Lingkar Industri

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau