Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Negatif Industri Tambang, Sosial hingga Lingkungan

Kompas.com - 27/06/2024, 08:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

 

Urgensi ekonomi hijau

Menurut Huda, sektor pertambangan dan penggalian memang memegang peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Indonesia. Namun, faktor negatif yang muncul juga tidak bisa dikesampingkan.

“Meski begitu, sektor ini pun membawa dampak negatif yang besar pula bagi masyarakat dan lingkungan. Sudah saatnya kita mengadopsi kebijakan ekonomi baru yang mendukung pelestarian alam serta peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Huda.

Pemerintah baru, diharapkan dapat mendorong sektor ekonomi hijau. Mulai dari memperbaiki tata kelola sektor pertambangan, mengembangkan sektor-sektor ekonomi alternatif.

Baca juga: Walhi: Izin Tambang Ormas Tutupi Sorotan Perubahan yang Krusial

Terutama di desa pertambangan, seperti pertanian modern dan industri kreatif, meningkatkan kapasitas dan keterampilan masyarakat lokal untuk beradaptasi, termasuk mengembangkan inisiatif pengembangan komunitas (community development).

Kepala Greenpeace Indonesia Leonard Simanjuntak menambahkan, pemerintah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nantinya perlu berkomitmen untuk mengimplementasikan kebijakan ekonomi hijau. Sehingga Indonesia bisa segera beralih dari ekonomi ekstraktif.

“Perlu ada komitmen politik yang kuat dari pemerintahan Prabowo-Gibran untuk mengurangi ketergantungan terhadap industri ekstraktif dan beralih ke ekonomi hijau untuk mengatasi krisis lingkungan dan sosial dari industri pertambangan saat ini,” ujar Leo.

Tanggapan tim Prabowo-Gibran

Sementara itu, Tim Ekonomi Prabowo-Gibran sekaligus ekonom INDEF Drajat Wibowo berpendapat, Indonesia dengan kekayaan sumber daya alam seperti mineral tambang yang melimpah, memang perlu mendapatkan manfaat sebesar mungkin dengan pengelolaan yang berkelanjutan.

Ia menilai, hilirisasi mineral tambang dengan menerapkan praktek baik (best practice) sesuai standar internasional, dapat meminimalisir berbagai dampak negatif.

Baca juga: PP Ormas Kelola Tambang Mengingkari Semangat Transisi Energi

“Kami akan meneruskan pengolahan mineral dan hilirisasi, down streaming. Kita belajar dari kesalahan, seperti kesalahan ketika kita belum memiliki standar sesuai internasional,” ujar Drajat.

Dalam visi misi pemerintah ke depannya, mereka mengklaim akan mengelola sumber daya alam yang tak dapat diperbarui maupun energi terbarukan, dengan cara inklusif serta berkelanjutan.

Selain menerapkan standar internasional, ia mengungkap pentingnya reinvestasi dan participatory approach (pendekatan partisipatif).

“Saya berharap nanti siapapun yang ditugaskan di kabinet Pak Prabowo untuk bidang lingkungan atau ESDM, itu akan bisa mewujudkan standar (internasional), reinvestasi, dan terakhir pengawasan,” pungkas Drajat.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Muhadjir: Program Bedah Rumah Mampu Tangani PKE dan Stunting di Jateng

Muhadjir: Program Bedah Rumah Mampu Tangani PKE dan Stunting di Jateng

Pemerintah
Masukkan Bahan Bakar Fosil, RUU EBET Dinilai Sarat Kepentingan Energi Padat Karbon

Masukkan Bahan Bakar Fosil, RUU EBET Dinilai Sarat Kepentingan Energi Padat Karbon

LSM/Figur
Segera Daftar, Lestari Awards 2024 Diperpanjang hingga 12 Juli

Segera Daftar, Lestari Awards 2024 Diperpanjang hingga 12 Juli

Swasta
Tiap Tahun, Seluruh DPD REI Komitmen Tanam hingga 300.000 Pohon

Tiap Tahun, Seluruh DPD REI Komitmen Tanam hingga 300.000 Pohon

Swasta
1.300 Jemaah Haji Wafat, Ahli: Suhu Tembus 51,8 Derajat Celsius

1.300 Jemaah Haji Wafat, Ahli: Suhu Tembus 51,8 Derajat Celsius

LSM/Figur
Di Forum Internasional, Teknologi Jaga Hutan RI Berbuah Apresiasi

Di Forum Internasional, Teknologi Jaga Hutan RI Berbuah Apresiasi

Pemerintah
Dukung Upaya Pencegahan Stunting, GNI dan SEI Mendapat Apresiasi dari Pemda Morowali Utara

Dukung Upaya Pencegahan Stunting, GNI dan SEI Mendapat Apresiasi dari Pemda Morowali Utara

Swasta
Ketergantungan Batu Bara Bikin Ekonomi RI Rentan di Masa Depan

Ketergantungan Batu Bara Bikin Ekonomi RI Rentan di Masa Depan

Pemerintah
FAO dan WHO Dukung Kolaborasi Riset untuk Pembangunan Kesehatan RI

FAO dan WHO Dukung Kolaborasi Riset untuk Pembangunan Kesehatan RI

Pemerintah
Terbanyak, 5 Bunga Rafflesia Arnoldii Mekar Bersamaan di Agam

Terbanyak, 5 Bunga Rafflesia Arnoldii Mekar Bersamaan di Agam

Pemerintah
Harimau Sumatera Bernama Puti Malabin Dilepasliarkan ke Rimba Raya

Harimau Sumatera Bernama Puti Malabin Dilepasliarkan ke Rimba Raya

Pemerintah
Kebencanaan di Indonesia: Antara Realitas Pahit dan Harapan Resilien

Kebencanaan di Indonesia: Antara Realitas Pahit dan Harapan Resilien

Pemerintah
Musim Kemarau, 2,8 Juta Hektare Gambut di Kalbar Terancam Terbakar

Musim Kemarau, 2,8 Juta Hektare Gambut di Kalbar Terancam Terbakar

Pemerintah
Pocari Sweat Gencarkan Program Otsuka Blue Planet

Pocari Sweat Gencarkan Program Otsuka Blue Planet

Swasta
Bangun Ekonomi Lokal, Pemkot Tangsel dan Tanam Ilmu Gelar Pelatihan Barista

Bangun Ekonomi Lokal, Pemkot Tangsel dan Tanam Ilmu Gelar Pelatihan Barista

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com