Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Green Economy Expo 2024, Bappenas Siapkan Ekosistem Ekonomi Sirkular

Kompas.com - 06/07/2024, 08:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menggelar Green Economy Expo: Advancing Technology, Innovation, and Circularity, di Jakarta Convention Center (JCC) pada 3-5 Juli 2024.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan bahwa Green Economy Expo menjadi forum bagi para pemangku kepentingan untuk mendukung pembangunan inklusif dan berkelanjutan melalui implementasi ekonomi hijau.

“Jika diterapkan dengan serius di lima sektor prioritas yakni pangan, elektronik, kemasan plastik, konstruksi, dan tekstil, ekonomi sirkular berpotensi memberikan manfaat tinggi pada pembangunan kita," ujar Suharso saat membuka Green Economy Expo, Rabu (3/7/2024). 

Baca juga: Bappenas Luncurkan Peta Jalan Ekonomi Sirkular 2025-2045

Pasalnya, ekonomi sirkular dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia antara Rp 593 hingga 638 triliun.

Selain itu, menciptakan 4,4 juta lapangan kerja hijau hingga pada 2030 dengan 75 persen tenaga kerja perempuan, mengurangi timbulan limbah 18-52 persen dibandingkan business as usual pada 2030, dan menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 126 juta ton CO2. 

Suharso mengungkapkan, transformasi ekonomi hijau merupakan komitmen Pemerintah Indonesia mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.

"Menjadi Negara Nusantara yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam pembangunan," imbuhnya. 

Pada hari pertama pameran, Menteri Suharso juga meluncurkan dua dokumen penting, yaitu: Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Ekonomi Sirkular Indonesia, serta Peta Jalan Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan.

Ia pun berharap pameran ini menjadi melting point gagasan dan perumusan solusi berbagai persoalan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

“Saya mengajak kita semua untuk menjadi bagian dari ekonomi hijau, sebagai akselerator perubahan,” ujar Menteri Suharso.

Bappenas dorong ekosistem ekonomi sirkular

Dalam gelaran tersebut, Deputi Bidang Ekonomi, Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen mendorong peningkatan ekonomi sirkular, dengan menyusun rencana pembangunan Indonesia yang berkelanjutan dan inklusif untuk 20 tahun ke depan.

"Eco industrial park sudah ada peraturannya. Selanjutnya, ada beberapa kawasan industri yang memang kita dorong untuk menjadi kawasan industri hijau. Dan ini menerapkan implementasi green dan circular economy di Indonesia," paparnya dalam sesi Circular Talks hari kedua, Kamis (4/7/2024). 

Suasana pameran Green Economy Expo yang digelar oleh Kementerian PPN/Bappenas di Jakarta Convention Center (JCC), pada hari kedua, Kamis (4/7/2024).KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Suasana pameran Green Economy Expo yang digelar oleh Kementerian PPN/Bappenas di Jakarta Convention Center (JCC), pada hari kedua, Kamis (4/7/2024).
Sementara itu, Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Priyanto Rohmattullah menyebut aturan sedang disiapkan, agar ekosistem ekonomi sirkular di Indonesia dapat terbentuk. 

“Kami sedang menyiapkan ekosistem untuk mencapai tujuan ekonomi sirkular dan ekonomi linier, kita harus menyediakan ekosistem sejak awal,” ujar Priyanto dalam Circular Talks hari pertama, Rabu. 

Pasalnya, hingga kini ekonomi sirkular yang berjalan masih belum terstruktur. Nantinya, aturan diharapkan bisa mendorong ekosistem ekonomi sirkular. 

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Pemerintah
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
BrandzView
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
LSM/Figur
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Pemerintah
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan 'Green Job'
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan "Green Job"
Swasta
500 Warga Lokal Tambang Emas Ilegal di Area Hutan Dekat Sirkuit Mandalika
500 Warga Lokal Tambang Emas Ilegal di Area Hutan Dekat Sirkuit Mandalika
Pemerintah
DIgitalisasi Bisa Bantu Petani Sawit Indonesia Hadapi Aturan Ketertelusuran
DIgitalisasi Bisa Bantu Petani Sawit Indonesia Hadapi Aturan Ketertelusuran
Swasta
Suhu Laut Alor Tiba-Tiba Turun Drastis hingga Ikan-ikan Pingsan, BRIN Ungkap Penyebabnya
Suhu Laut Alor Tiba-Tiba Turun Drastis hingga Ikan-ikan Pingsan, BRIN Ungkap Penyebabnya
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau