Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/07/2024, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berupaya mencegah pengambilan keanekaragaman hayati Indonesia, termasuk kekayaan genetik, oleh peneliti asing.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Balai Taman Nasional Gunung Leuser Jefry Susyafrianto mengatakan, ada aturan terkait dengan peneliti asing.

"Itu kita terapkan dan memang bisa diambil dengan sampel tertentu. Memang harus ketat," ujar Jefry dalam diskusi daring yang diadakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kamis (4/7/2024), sebagaimana dilansir Antara.

Baca juga: 1 Dekade BW KEHATI: Jaga Keanekaragaman Hayati, Kolaborasi dan Solusi

Jefry menyampaikan, untuk menjamin tidak ada tindakan pencurian biodiversitas, KLHK menjalin kerja sama dengan kepolisian wilayah tempat penelitian dilakukan.

Pihaknya menginformasikan keberadaan peneliti yang melakukan studi di wilayah tersebut.

Ia mengatakan, pemeriksaan juga dilakukan ketika peneliti ingin keluar dari wilayah penelitiannya.

Jika ada pelanggaran, KLHK juga akan memberikan teguran kepada institusi yang membawa peneliti asing tersebut.

Jefry yang juga menjabat sebagai Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM KLHK menambahkan, penegakan hukum dan peningkatan kapasitas petugas turut dilakukan untuk memastikan ketaatan para peneliti.

Baca juga: Pakar: Spesies Asing Invasif Jadi Ancaman Bagi Keanekaragaman Hayati

Dia memastikan KLHK terus melakukan bioprospeksi terhadap keanekaragaman hayati di Indonesia.

Langkah tersebut dilakukan untuk mengeksplorasi sumber biologi dan genetik lokal untuk mengembangkan produk-produk komersial yang berkelanjutan.

Meski demikian, Jefry menyampaikan regulasi genetik dan penggunaannya sejauh ini masih dalam proses.

Jefry mengatakan KLHK terus berkomunikasi dengan kementerian atau lembaga terkait dengan Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dari bioprospeksi

"Terkait pengembangan bioprospeksi memang sampai saat ini kami di lapangan masih mengidentifikasi dan juga masih menjaga dan melindungi sumber-sumber bioprespeksi yang ada di wilayah kawasan konservasi," ucap Jefry.

Baca juga: BRIN dan OceanX Gali Keanekaragaman Hayati Laut Dalam Indonesia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau