Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendidikan Anak Usia Dini Penting Gapai Indonesia Emas 2024

Kompas.com - 17/07/2024, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menilai, pendidikan anak usia dini (PAUD) penting untuk menggapai Visi Indonesia Emas 2045.

Kepala Pusat Riset Pendidikan (Pusrisdik) BRIN Trina Fizzanty mengatakan, persoalan pendidikan tidak bisa diselesaikan tanpa memberikan perhatian pada PAUD dalam membangun karakter.

"Dampaknya tentu saja menurutnya akan terasa nanti pada saat Indonesia Emas tahun 2045," ujar Trina dalam webinar bertajuk Menavigasi Pendidikan Anak Usia Dini: Kebijakan, Tantangan, dan Inovasi Menuju Target Pembangunan Berkelanjutan, Senin (15/7/2024).

Baca juga: Dosen PKK FT UNJ Perkuat Karakter Cinta Lingkungan lewat Guru PAUD Jatinegara Kaum

Trina menuturkan, anak-anak akan menjadi kelompok usia produktif yang diharapkan memberikan kontribusi terbaiknya kepada bangsa dalam berbagai hal.

"Bukan hanya aspek ekonomi, tetapi juga mendukung pengembangan masyarakat," jelasnya dikutip dari situs web BRIN.

Trina mengatakan, PAUD juga menjadi fokus perhatian BRIN, bahkan menjadi tema utama di dalam program riset ilmu pengetahuan sosial dan humaniaora untuk bidang pendidikan.

Dia menjelaskan, pendidikan tidak hanya mengenai siswa saja, namun juga guru, orangtua, kepala sekolah, dan lingkungannya.

Baca juga: Pelajaran Belum Berkesinambungan, Transisi PAUD ke SD Harus Menyenangkan

Peneliti Pusat Riset Pendidikan BRIN Simon Sili Sabon mempresentasi hasil risetnya terkait kebijakan PAUD satu tahun dan implementasinya.

Dia melakukan riset tersebut di lima kabupaten kota di pulau Jawa yang memiliki kebijakan daerah tentang PAUD satu tahun sebelum sekolah dasar (SD) yaitu Kabupaten Serang, Pekalongan, Banyumas, Batu, dan Purworejo.

Dari kota dan kabupaten yang diteliti, di Purworejo masih ada desa yang belum memiliki lembaga PAUD.

Dari total 494 desa di kabupaten ini, masih terdapat 26 desa yang tidak memiliki lembaga PAUD.

Baca juga: PAUD Sedap Malam, Sekolah Modular Pertama di Indonesia

Alasannya karena lokasi desanya terpencil dan tidak ada guru berkualifikasi sesuai yang dibutuhkan.

Hal tersebut menunjukkan keberadaan lembaga PAUD yang begitu penting di negeri ini, masih membutuhkan perhatian dari semua pihak terkait.

Agung Cahya Karyadi, Dosen dari Universitas Trilogi Jakarta, menyampaikan pandangannya tentang permasalahan PAUD yang berpotensi menjadi riset strategis dalam upaya penajaman kebijakan di Indonesia.

Menurutnya, ada empat unsur penting dalam PAUD yaitu orangtua, anak, guru, dan kurikulum.

Baca juga: Hanya di Program Ini, Tukang Insinyur Jadi Guru PAUD dan SMK

Permasalahan PAUD lain yang berpotensi menjadi riset strategis di Indonesia adalah paradoks guru PAUD laki-laki di Indonesia, pendidikan kearifan lokal yang perlu ditingkatkan, pengenalan seni sastra sejak usia dini, dan peran PAUD dalam upaya mitigasi stunting.

Disebutkan Agung ada tiga bentuk Penyelenggaraan PAUD.

Pertama, jalur pormal yang meliputi taman kanak-kanak (TK), raudhatul athfal (RA), bustanul athfal (BA), SD kelas awal (kelas 1, 2, dan 3), atau bentuk lain yang sederajat.

Kedua, jalur nonformal yaitu kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), bina keluarga balita (BKB), pos pelayanan terpadu (posyandu), satuan PAUD sejenis (SPS), dan sekolah Minggu.

Ketiga, jalur informal yaitu keluarga dan lingkungan.

Baca juga: 12 Atribut dan Aktivitas yang Dilarang di MPLS PAUD, SD-SMA 2024

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau