Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paparan Asap Rokok Sebabkan Kulit Sensitif pada Bayi

Kompas.com - 28/07/2024, 19:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Dokter spesialis anak Dimple Nagrani mengatakan, asap rokok dan polusi udara di kota besar berdampak terhadap kesehatan kulit anak yang menyebabkan terjadinya iritasi.

"Jadi bukan hanya menyebabkan asma yang kita sebut perokok pasif," kata Dimple dalam acara diskusi kesehatan kulit di Jakarta, Jumat, (26/7/2024), sebagaimana dilansir Antara.

Dimple mengatakan, radikal bebas seperti asap rokok dan polusi udara dapat menyebabkan bakteri baik di kulit berubah menjadi bakteri jahat dan menyerang skin barrier anak.

Baca juga: KLHK: Nilai Ekonomi Karbon Penting untuk Turunkan Emisi

Anak juga jadi mudah sakit karena kulit yang rusak menyebabkan pori-pori membesar, sehingga kuman dan bakteri mudah masuk ke tubuh.

Selain kebiasaan merokok, kebiasaan dalam memilih sabun dengan busa banyak juga ternyata tidak berpengaruh pada kebersihan kulit.

Dimple berujar, busa yang banyak tidak menjamin tubuh anak bersih dari kuman. 

Dia meminta agar para orangtua lebih teliti dalam memilih sabun anak yang tidak terlalu banyak busa untuk menjaga kesehatan kulitnya.

Baca juga: 2 Bayi Harimau Sumatera Lahir di Kebun Binatang Perancis, Dinamai Rimba dan Toba

Dia menambahkan, busa sebenarnya tidak diperlukan untuk membersihkan kuman dan kotoran bayi saat mandi.

"Kita tahu buat anak kecil malah banyak produk yang memang enggak terlalu berbuih itu bisa menjaga kesehatan kulit anak, jadi itu harus diperhatikan juga," ucapnya.

Untuk kebiasaan mandi pun, Dimple juga menyarankan cukup dua kali sehari dengan air dingin atau hangat.

Dia menambahkan, mandi yang terlalu sering dalam sehari malah bisa membuat lapisan minyak alami di kulit menghilang.

Baca juga: Bayi Gajah Sumatera Lahir dengan Sehat di Bengkalis

Jika anak terlihat menggaruk badannya, ada baiknya jangan langsung memberikan obat gatal. Pastikan eliminasi penyebab gatal dari produk yang dipakai, lingkungan tempat tinggal, dan makanan.

Namun, jika anak terus menggaruk sampai mengganggu waktu tidur dan menjadi tantrum, Dimple menyarankan agar anak dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Kelihatan kulitnya merah enggak hilang pakai produk, tunggu tujuh hari tambah buruk wajib bawa ke dokter untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut," ucap Dimple.

Baca juga: Angka Kematian Bayi Indonesia Turun 90 Persen dalam 50 Tahun

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DBS Indonesia Luncurkan Kartu Kredit Daur Ulang, Diklaim Ramah Lingkungan

Bank DBS Indonesia Luncurkan Kartu Kredit Daur Ulang, Diklaim Ramah Lingkungan

Swasta
15 Juta Mobil Listrik Ditarget Mengaspal Tahun 2030

15 Juta Mobil Listrik Ditarget Mengaspal Tahun 2030

Pemerintah
Air Bersih dan Sanitasi Wilayah Pesisir Masih Perlu Perhatian

Air Bersih dan Sanitasi Wilayah Pesisir Masih Perlu Perhatian

LSM/Figur
Jadi Pemeran dalam Web Series tentang Lingkungan, Eks Vokalis Serieus Berpesan agar Lingkungan Lestari

Jadi Pemeran dalam Web Series tentang Lingkungan, Eks Vokalis Serieus Berpesan agar Lingkungan Lestari

Swasta
Lazada Indonesia Mulai Manfaatkan PLTS untuk Suplai Listrik di Gudang Utama

Lazada Indonesia Mulai Manfaatkan PLTS untuk Suplai Listrik di Gudang Utama

Swasta
Zimbabwe dan Namibia Buru Ratusan Gajah untuk Warganya yang Kelaparan

Zimbabwe dan Namibia Buru Ratusan Gajah untuk Warganya yang Kelaparan

Pemerintah
Jalankan Program Pelestarian Lingkungan, Djarum Foundation Libatkan 10.500 Mahasiswa

Jalankan Program Pelestarian Lingkungan, Djarum Foundation Libatkan 10.500 Mahasiswa

Swasta
Dunia Kekurangan Tenaga Kerja dengan Green Skill

Dunia Kekurangan Tenaga Kerja dengan Green Skill

Pemerintah
Miutiss Luncurkan Tisu Bambu Putih Pertama di Tanah Air, Ramah Lingkungan dan Aman untuk Kulit Sensitif

Miutiss Luncurkan Tisu Bambu Putih Pertama di Tanah Air, Ramah Lingkungan dan Aman untuk Kulit Sensitif

Swasta
Jaringan Listrik Lintas ASEAN Penting Penetrasi Energi Terbarukan

Jaringan Listrik Lintas ASEAN Penting Penetrasi Energi Terbarukan

LSM/Figur
Ajak Pemuda Jaga Lingkungan, Djarum Foundation Hadirkan Web Series 'Kami Memohon'

Ajak Pemuda Jaga Lingkungan, Djarum Foundation Hadirkan Web Series "Kami Memohon"

Swasta
Investasi Pembangkit Panas Bumi Naik 8 Kali Lipat dalam 10 Tahun

Investasi Pembangkit Panas Bumi Naik 8 Kali Lipat dalam 10 Tahun

Pemerintah
Karena Pemanasan Global, Spanyol Bisa Berubah Jadi Iklim Gurun

Karena Pemanasan Global, Spanyol Bisa Berubah Jadi Iklim Gurun

Pemerintah
Teknologi Elektrolit Diklaim Bisa Tingkatkan Penyimpanan Energi Terbarukan

Teknologi Elektrolit Diklaim Bisa Tingkatkan Penyimpanan Energi Terbarukan

Pemerintah
Daur Ulang Plastik Bikin Shiva Diganjar SDG Pioneers 2024 dari PBB

Daur Ulang Plastik Bikin Shiva Diganjar SDG Pioneers 2024 dari PBB

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau