Adapun Yayasan DKK mulai terlibat dalam misi kemanusiaan sejak letusan Gunung Api Galunggung tahun 1982.
Mewakili Susteran SSpS, Ines menyampaikan bahwa hadirnya balai latihan kerja itu menjawab kebutuhan masyarakat setempat yang ingin meningkatkan keterampilan mereka.
Ia menjelaskan, pendidikan formal yang mereka miliki terbatas, dan keterampilan juga minim. Mereka kalah berkompetisi ketika melamar ke dunia kerja dan tidak punya kecakapan merintis usaha sendiri.
“Semoga tempat ini menjadi rumah yang aman bagi semua orang dan mata air yang mengalirkan kesejukan bagi semua orang yang belajar di sini. Berharap, semoga memberi manfaat dalam memberdayakan kehidupan,” tuturnya.
Mengingat potensi yang bisa dikembangkan, keberadaan balai latihan kerja ini diharapkan dapat memberdayakan masyarakat setempat agar memiliki keterampilan sehingga bisa terserap di dunia kerja atau bisa membangun usaha sendiri.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya