KOMPAS.com - Pusat Pengkajian Islam Jakarta (PPIJ) mengajak dewan masjid dan tokoh agama bisa melibatkan masjid untuk membantu pemerintah dalam penanganan stunting.
"Kami mencoba membangun koordinasi seluruh masjid di Jakarta untuk menjadi pusat penanganan stunting yang menjadi program unggulan Pj Gubernur DKI Jakarta," kata
Kepala Sub Divisi Informasi Komunikasi PPIJ Paimun Abdul Karim dalam seminar bertajuk Penanganan Stunting Berbasis Masjid di Jakarta, Rabu (31/7/2024), Ssebagaimana dilansir Antara.
Ia menjelaskan, PPIJ sudah berkoordinasi dengan empat unsur mulai dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dewan Masjid, Kementerian Agama untuk menjadikan masjid sebagai pusat penanganan stunting.
Baca juga: Gibran Center Hadir di NTT, Bantu Atasi Masalah Stunting
Paimun menambahkan, program penanganan stunting sudah dilakukan Dewan Masjid Indonesia (DMI) di sejumlah masjid.
Program tersebut akan diimplementasikan di Jakarta mulai dari pemberian makanan gratis, program Jumat Berkah, serta pengajian yang menambah wawasan orangtua tentang pentingnya menjaga gizi anak agar terhindar stunting.
Berbagai program tersebut juga diharapkan menambah wawasan perempuan yang akan menikah, agar anak yang akan dikandung dan dilahirkan tidak terkena stunting.
Melalui program-program tersebut, kata Paimun, PPIJ berupaya membantu pemerintah daerah terlibat dalam penanganan kasus stunting di Jakarta.
Baca juga: Penting Atasi Stunting, Sanitasi Layak Capai 82 Persen
"Kami membangun sistem informasi yang nantinya akan kolaborasi dengan seluruh masjid terkait data stunting dan program mana yang sudah dijalankan. Kami juga melibatkan tokoh agama dan ulama agar pesan terkait stunting ini sampai kepada masyarakat," tutur Paimun.
Kabag Mental Spiritual Biro Pendidikan Mental DKI Jakarta Aceng Zaini mengatakan, Pemprov DKI Jakarta dapat berkolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk menggelorakan bahwa tumbuh anak itu penting.
"Anak harus cerdas, sehat, dan pintar karena itu semangat kita semua agar anak-anak di DKI Jakarta tumbuh sehat," ucap Aceng.
Dia berujar, melalui seminar ini peserta juga diberikan informasi pentingnya asupan gizi bahkan sebelum ibu hamil hingga 1.000 hari pertama kehidupan yang berpengaruh pada kognitif anak.
Baca juga: Muhadjir: Program Bedah Rumah Mampu Tangani PKE dan Stunting di Jateng
"Penanganan stunting berbasis masjid ini juga dapat membangun spiritual anak, tidak hanya sehat secara fisik tapi juga mental," kata dia.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Prevalensi stunting di Indonesia pada 2023 hanya menurun 0,1 persen bila dibandingkan 2022.
Menurut temuan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting pada 2023 sebesar 21,5 persen. Sedangkan pada 2022 prevalensi stuntingnya 21,6 persen.
Di sisi lain, Pemerintah Indonesia menargetkan prevalensi stunting harus di angka 14 persen pada 2024 dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021.
Baca juga: Dukung Upaya Pencegahan Stunting, GNI dan SEI Mendapat Apresiasi dari Pemda Morowali Utara
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya