KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memacu peningkatan inklusi keuangan, khususnya di wilayah perdesaan, melalui program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kunci pertumbuhan ekonomi nasional adalah kekuatan potensi domestik yaitu pertumbuhan ekonomi daerah. Tentu dengan menopang seluruh perekonomian di daerah adalah di tingkat desa," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, sebagaimana dilansir Antara, Minggu (4/8/2024).
Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) mencatat, capaian inklusi keuangan pada 2023 sebesar 88,7 persen atau naik 0,7 poin dibandingkan pada 2022 yang sebesar 88 persen.
Baca juga: Target Iklim RI dalam NDC Kedua Harus Adil dan Inklusif
Pada 2024, program EKI diimplementasikan di 44 wilayah desa di bawah koordinasi Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dengan melibatkan kantor OJK di daerah, kementerian atau lembaga terkait dan lembaga jasa keuangan.
Salah satunya adalah program EKI yang diluncurkan di Desa Dolokgede, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu (3/8/2024).
Inisiasi EKI di dalamnya mencakup program Desaku Cakap Keuangan. Tujuannya meningkatkan pemahaman masyarakat di perdesaan tentang lembaga, produk, dan layanan keuangan melalui pelatihan dan edukasi kepada para perangkat desa dan seluruh masyarakat desa.
Hingga saat ini, capaian program EKI dari sisi inklusi keuangan meliputi antara lain pembukaan rekening tabungan lebih dari 8.000 rekening; penyaluran kredit atau pembiayaan kepada lebih dari 1.500 debitur.
Baca juga: Intervensi Inklusif dan Berkelanjutan Tingkatkan Produktivitas Petani Rentan di Poso
Melalui program EKI, juga dicapai penambahan titik akses keuangan melalui agen Laku Pandai dan fasilitasi sistem pembayaran QRIS, serta dilakukan 500 kegiatan edukasi keuangan atau pendampingan kepada masyarakat desa.
Program EKI di Desa Dolokgede dilaksanakan pada Juli 2024 sampai Desember 2024 dan akan melibatkan berbagai lapisan kelompok masyarakat diantaranya usaha mikro kecil dan menegah (UMKM), petani, peternak, perempuan, buruh, dan pelajar.
Rangkaian kegiatan akan dilakukan melalui tiga tahapan optimalisasi potensi desa yaitu tahap prainkubasi, inkubasi, dan pasca inkubasi.
Tahap prainkubasi dilakukan proses identifikasi dan pemetaan potensi desa sehingga diketahui Desa Dolokgede memiliki arah pengembangan sebagai desa yang berbasis pendidikan dan keolahragaan.
Baca juga: PP Muhammadiyah Dorong Ekosistem Inklusif untuk Penyandang Disabilitas
Pada tahap inkubasi masyarakat Desa Dolokgede akan mendapatkan pendampingan dan edukasi keuangan, serta pemberdayaan masyarakat.
Pada akhir program pascainkubasi, diharapkan masyarakat desa sudah dapat dengan mudah menggunakan berbagai produk keuangan secara optimal untuk mendukung kebutuhan usaha ataupun untuk kegiatan produktif lainnya.
Rangkaian kegiatan program EKI di Desa Dolokgede tersebut diharapkan dapat meningkatkan literasi dan inklusi keuangan yang pada akhirnya dapat mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Rayakan Hari Perempuan Internasional, Conrad Bali Gelar Bugar Inklusif
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya