"Cerrado telah menjadi 'bioma yang dikorbankan'. Topografinya cocok untuk produksi komoditas berskala besar yang dimekanisasi," kata Isabel Figueiredo dari lembaga nirlaba Society, Population and Nature Institute.
Figueiredo menuturkan, baik warga Brasil maupun komunitas internasional lebih peduli dengan hutan daripada sabana dan lanskap terbuka.
Padahal, ekosistem ini juga sangat beragam hayati dan penting untuk keseimbangan iklim.
Baca juga: Sungai Amazon Mengering Parah, Ribuan Ikan Mati, Masyarakat Terancam
Peneliti dari Amazon Institute of People and the Environment Paulo Barreto mengatakan, untuk mengendalikan penggundulan hutan dalam jangka panjang, pemantauan seperti dengan satelit dan penegakan hukum tidaklah cukup.
Dia menuturkan, perlu adanya perluasan kawasan lindung, baik di dalam maupun di luar wilayah adat.
Selain itu, perlu lebih banyak transparansi sehingga rumah pemotongan hewan melacak asal ternak mereka.
Peternakan sapi merupakan salah satu pendorong utama penggundulan hutan di Amazon. Barreto berujar, lahan penggembalaan yang terdegradasi juga perlu ditanami kembali agar menjadi hutan.
Dia menambahkan, harus ada aturan yang lebih ketat bagi sektor keuangan untuk mencegah pendanaan bagi penggundulan hutan.
Dalam wawancara di Brasilia, Menteri Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Marina Silva mengakui, sejauh ini penegakan hukum menjadi alat utama melawan penggundulan hutan, tetapi tindakan pemerintah harus dan akan lebih luas.
"Mulai sekarang, kita perlu menggabungkan penegakan hukum yang berkelanjutan dengan dukungan untuk kegiatan produksi yang berkelanjutan, yang merupakan salah satu pilar rencana kita," ucap Silva.
Baca juga: Amazon Web Services dan Habitat Indonesia Dukung Masyarakat Karawang lewat inCommunities
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya