KOMPAS.com – Wahana Visi Indonesia (WVI) bersama Sun Life Indonesia berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Gerakan Sekolah Sehat (GSS), menumbuhkan kesadaran agar anak-anak memiliki kebiasaan hidup sehat sejak dini.
Melalui Program “BOKS” atau “Build Our Kids’ Success atau Membangun Kesuksesan Anak Indonesia” di wilayah DKI Jakarta dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kebiasaan ini menjadi komitmen jangka panjang peserta didik untuk hidup sehat, aman, bugar, serta berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek, Iwan Syahril, menyampaikan bahwa program BOKS merupakan praktik baik yang dapat menjadi referensi bagi satuan pendidikan lainnya di Indonesia.
Baca juga:
“Program ini relevan dengan kegiatan Sehat Fisik dan Sehat Gizi. tidak hanya insidental tapi membangun pembiasaan-pembiasaan baik dan pendampingan meningkatkan kapasitas sekolah dalam mengimplementasi Gerakan Sekolah Sehat (GSS) di mana ekosistem dan sumber daya di sekolah dioptimalkan,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, Selasa (13/8/2024).
Saat ini, sebanyak 144 sekolah dasar, 85 komunitas luar sekolah, dan lebih dari 40.940 peserta didik, termasuk di antaranya 380 siswa difabel, merasakan manfaat dari program BOKS.
Program ini juga melibatkan seluruh pihak di sekolah, bukan hanya peserta didik. Tujuannya adalah membangun kebiasaan siswa SD berkegiatan fisik melalui lingkungan belajar dan bermain yang aman dan suportif.
Adapun Program BOKS telah dijalankan WVI sejak tahun 2022. WVI juga merupakan salah satu mitra yang menandatangani perjanjian kerjasama dengan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (PDM) 11 Gerakan Sekolah Sehat Kemendikbudristek pada November 2023, untuk mendukung peningkatan gizi anak usia sekolah.
Iwan menjelaskan, program BOKS mendorong adanya kebun gizi yang hasilnya digunakan sebagai sumber asupan makanan tambahan yang bergizi bagi murid.
Orang tua dan komunitas sekitar sekolah juga dilibatkan untuk memberikan makanan tambahan dengan memanfaatkan bahan pangan lokal.
Technical Sectors Director WVI, Yacobus Runtuwene, mengatakan pihaknya sangat bersyukur karena banyak mitra yang mendukung program tersebut.
Baca juga:
“Kemitraan di tingkat pusat yang berkesinambungan dengan kemitraan di tingkat provinsi dan kabupaten lewat Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Anak dan Perempuan, Dinas Kesehatan dan BPMP, membuat BOKS mudah diterima di berbagai satuan pendidikan dan komunitas masyarakat,” tuturnya.
Ia menambahkan, kolaborasi juga dilakuan dengan Perguruan Tinggi, komunitas secara lembaga, serta individu (akademisi dan praktisi) dalam mengembangkan modul BOKS.
“Hal ini membuat program BOKS menjadi lebih kontekstual dan mudah dipahami oleh siapapun yang akan menjalankannya,” imbuh dia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya