Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri LHK Apresiasi Masyarakat dalam Pembangunan Lingkungan Hidup

Kompas.com, 18 Agustus 2024, 20:06 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menilai partisipasi publik atau masyarakat di Indonesia merupakan salah satu hal penting dalam upaya pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan. 

Hal itu disampaikannya dalam Pemberian Penghargaan Teladan Wanalestari Tingkat Nasional Tahun 2024 yang dipantau daring di Jakarta, Minggu (18/8/2024). 

"Saya menemukan bahwa partisipasi publik di Indonesia menurut saya termasuk yang paling baik, paling nyata, dan paling berarti dalam pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan," kata Menteri LHK Siti.

Baca juga: KLHK: Hutan Tanaman Industri Disiapkan sebagai Pengurang Emisi Karbon

Ia menguraikan beberapa contoh aksi nyata yang dilakukan oleh masyarakat maupun petugas-petugas di lapangan, yang telah memberikan kontribusi besar.

Beberapa di antaranya termasuk Masyarakat Peduli Api, pendamping pekerja untuk Perhutanan Sosial, pekerja ekonomi sirkular, komunitas iklim, kader konservasi, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, Siti menyampaikan apresiasi kepada pihak perorangan, kelompok, kader konservasi, aparatur pemerintah, dan berbagai pihak lainnya, yang telah bekerja keras dalam bidang lingkungan hidup dan kehutanan. 

"Peran yang sangat penting dan sangat berarti, menandai dan menjadi penopang berbagai hasil kerja bidang lingkungan dan kehutanan selama 10 tahun ini. Terima kasih," paparnya.

Pengakuan dari Internasional

Ia juga menegaskan, kerja-kerja dan aksi positif berbagai pihak, harus terus dilanjutkan. Bahkan, harus dapat ditingkatkan, khususnya pada pemerintahan baru mendatang. 

Sebab, menurutnya, pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia dalam kurun waktu 5-7 tahun terakhir, telah mendapatkan perhatian dan apresiasi dari berbagai komunitas internasional.

Termasuk dalam hal penanganan kebakaran hutan dan lahan, perhutanan sosial, integritas karbon, penanganan sampah dan limbah, penegakan hukum, serta konservasi.

Baca juga: KLHK: Nilai Ekonomi Karbon Penting untuk Turunkan Emisi

Apresiasi tersebut dikatakan sebagai hasil dari kerja kolektif berbagai pihak, termasuk partisipasi publik dalam berbagai program pemerintah. 

"Itu semua, berkat kerja kolektif yang kita lakukan secara bersama-sama, melalui agenda-agenda nasional. Seperti program FOLU Net Sink, program Zero Waste Zero Emission, program kerja-kerja konservasi, ekoriparian, pengendalian pencemaran, pemulihan lingkungan, pengendalian karhutla, gambut, mangrove, dan pengembangan dengan pola dan metode baru," tutur dia. 

Ia juga menilai, animo masyarakat terhadap kegiatan pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan terus mengalami peningkatan. 

"Yang paling penting dari itu semua adalah kerja korektif kita dengan keikutsertaan sebanyak-banyaknya elemen masyarakat," pungkasnya. 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau