BrandzView
Artikel ini merupakan kerja sama Kompascom dengan Tanoto Foundation

Kolaborasi Pendidikan dan Industri, Kunci Hadapi Tantangan Green Jobs di Era Ekonomi Berkelanjutan

Kompas.com - 23/08/2024, 10:04 WIB
Anissa Dea Widiarini,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

“Potensinya sangat besar, baik dari segi sumber daya di sektor green economy maupun blue economy. Indonesia menempati peringkat satu atau dua di dunia dalam bisnis kredit karbon dan biomassa. Jadi, potensinya memang luar biasa,” kata Michael.

Tantangan di balik peluang

Kendati demikian, di balik peluang tersebut terdapat tantangan besar dari sisi kesenjangan pemahaman dan kesiapan sumber daya manusia (SDM). 

Michael menjelaskan, sektor swasta sering kali masih belum memiliki pandangan yang sama terhadap definisi dan penerapan green jobs. Menurutnya, masih banyak pihak swasta yang menganggap pekerjaan hijau hanya terbatas pada bidang lingkungan, teknik, pertanian, ataupun energi terbarukan. 

“Padahal, pekerjaan apa pun bisa saja menjadi green jobs,” terangnya.

Sebagai contoh, pekerjaan urban planner yang melakukan pengelolaan tata kota, bisa menjadi green jobs. Misalnya, mereka dapat ditugaskan untuk menyusun rencana pengurangan emisi karbon hingga 40 persen dalam 10 tahun.

Sementara dari sisi SDM, menurut Michael, untuk menyambut peluang tersebut dibutuhkan SDM transformatif yang menjadi kunci kesetaraan peluang. 

“Hal itu penting untuk disiapkan. Sayangnya, kesadaran ini baru muncul belakangan,” ungkapnya. 

Michael mengatakan, sektor pendidikan di Indonesia saat ini masih terkesan “kejar tayang” dalam menyiapkan SDM yang mampu memenuhi kebutuhan di sektor ekonomi hijau. Oleh karena itu, harus segera dilakukan investasi, komitmen, serta percepatan, baik dari sisi industri maupun pendidikan.

“Dunia pendidikan tidak bisa bergerak sendiri. Industri dan dunia usaha harus mendekatkan diri karena mereka yang akan menggunakan SDM yang dihasilkan,” imbuhnya. 

Sebab, jika lulusan tidak memiliki kompetensi yang cukup, dunia usaha dan industri tidak bisa berakselerasi untuk mencapai target mereka. Oleh karena itu, kolaborasi antara pendidikan dan industri penting untuk mendukung tujuan nasional dalam pelestarian lingkungan.

Michael mengatakan, sektor industri perlu menyusun kompetensi apa saja yang dibutuhkan terkait green jobs. Di sisi lain, sektor pendidikan juga harus melakukan sejumlah inisiatif, seperti peningkatan kompetensi dan pemahaman tenaga pendidik terkait green jobs.

Sebagai contoh, dosen akuntansi harus mengerti hubungan akuntansi dengan kegiatan ekonomi hijau. Begitu juga dengan pendidik di sektor lain. 

“Mereka harus tahu apa saja yang perlu diubah atau disesuaikan supaya lulusan perguruan tinggi relevan dengan industri di masa depan, termasuk tren ekonomi hijau,” kata Michael kepada Kompas.com. 

Namun, sektor pendidikan tinggi sering kali juga belum menyadari peran mereka dalam mendorong praktik green jobs

Sektor pendidikan tinggi belum tentu menyadari bahwa setiap ilmu dan setiap fakultas itu bisa berkontribusi terhadap green economy dan blue economy,” tuturnya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Pemerintah
Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Swasta
Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

LSM/Figur
Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

LSM/Figur
Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

LSM/Figur
Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

LSM/Figur
Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Swasta
Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Swasta
AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

Swasta
Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Pemerintah
Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Swasta
Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Pemerintah
20 Perusahaan Global Paling 'Sustain' Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

20 Perusahaan Global Paling "Sustain" Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

Swasta
Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

LSM/Figur
Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

LSM/Figur
komentar di artikel lainnya
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau