Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperempat Energi yang Dikonsumsi China Berasal dari Sumber Bersih

Kompas.com - 02/09/2024, 11:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penelitian terkini mengungkapkan bahwa seperempat dari seluruh energi yang dikonsumsi China saat ini berasal dari sumber non-karbon, atau energi bersih.

Hal ini seiring dengan upaya cepat pemerintah China untuk mengalihkan ekonominya yang besar ke arah yang lebih ramah lingkungan.

Untuk diketahui, China, yang merupakan salah satu penghasil emisi gas rumah kaca (GRK) terbesar di dunia, dalam beberapa tahun terakhir telah muncul sebagai pemimpin global dalam energi terbarukan.

Baca juga:

Negara ini telah berjanji untuk mencapai puncak emisi karbon pada tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2060, dilansir dari AFP, Sabtu (31/8/2024). 

Menurut kantor berita Xinhua, laporan tersebut menyatakan bahwa proporsi "energi bersih" dalam konsumsi nasional total naik dari 15,5 persen menjadi 26,4 persen selama dekade terakhir. Ini juga mencakup energi nuklir sebagai bagian dari sumber energi bersih.

Sementara, hingga akhir tahun 2023, kapasitas terpasang kumulatif energi angin dan surya di China meningkat 11 kali lipat selama sepuluh tahun terakhir. 

China juga bertanggung jawab atas lebih dari 40 persen penambahan kapasitas energi terbarukan global setiap tahunnya, sejak tahun 2013, menurut laporan tersebut.

"China telah mencapai terobosan bersejarah dalam pengembangan energi hijau dan rendah karbon," kata laporan tersebut.

China melampaui target

Dalam Perjanjian Paris, banyak negara yang berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan tujuan menjaga kenaikan suhu global di bawah 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri.

China telah mendapatkan pujian atas upayanya yang dengan cepat mengurangi penggunaan sumber energi yang mencemari seperti batu bara. Namun, negara ini juga menolak seruan untuk bertindak lebih ambisius.

Minggu lalu, kapasitas energi angin dan surya di China telah melampaui target yang ditetapkan oleh Presiden Xi Jinping, hampir enam tahun lebih cepat dari jadwal.

Baca juga:

Namun, perkembangan yang tidak seimbang dalam sektor energi terbarukan negara ini juga menyebabkan sejumlah energi terbuang sia-sia, sementara ketidakstabilan dalam industri surya domestik telah mendorong beberapa perusahaan ke dalam kesulitan keuangan yang parah.

Menurut Kepala Hukum dan Reformasi Institusi di Administrasi Energi Nasional, Song Wen, China punya kemampuan dan yakin bahwa mereka dapat mencapai tujuan puncak emisi karbon sebelum tahun 2030. 

"Namun, permintaan energi domestik terus meningkat dan faktor-faktor yang tidak terduga dan tidak pasti terus bertambah," kata Song dalam konferensi pers. 

Meskipun energi terbarukan semakin memenuhi kebutuhan energi China, meningkatnya permintaan berarti penggunaan batu bara dan emisi masih terus meningkat.

"Kita harus mencatat bahwa China masih merupakan negara berkembang, dan kita sedang memajukan modernisasi untuk populasi yang besar. Dibutuhkan upaya besar untuk mencapai tujuan puncak karbon dan netralitas karbon," pungkasnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Karena Pemanasan Global, Spanyol Bisa Berubah Jadi Iklim Gurun

Karena Pemanasan Global, Spanyol Bisa Berubah Jadi Iklim Gurun

Pemerintah
Teknologi Elektrolit Diklaim Bisa Tingkatkan Penyimpanan Energi Terbarukan

Teknologi Elektrolit Diklaim Bisa Tingkatkan Penyimpanan Energi Terbarukan

Pemerintah
Daur Ulang Plastik Bikin Shiva Diganjar SDG Pioneers 2024 dari PBB

Daur Ulang Plastik Bikin Shiva Diganjar SDG Pioneers 2024 dari PBB

Swasta
Secercah Harapan dari KLHK di Tengah Gempuran Kriminalisasi Pejuang Lingkungan Hidup

Secercah Harapan dari KLHK di Tengah Gempuran Kriminalisasi Pejuang Lingkungan Hidup

Pemerintah
Jemput Energi Terbarukan, PLN Bakal Integrasikan Transmisi Lintas Pulau

Jemput Energi Terbarukan, PLN Bakal Integrasikan Transmisi Lintas Pulau

BUMN
Alison Chan Dorong Strategi Investasi Berkelanjutan hingga Raih Penghargaan PBB

Alison Chan Dorong Strategi Investasi Berkelanjutan hingga Raih Penghargaan PBB

Pemerintah
Tingkatkan Populasi, Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak

Tingkatkan Populasi, Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak

Swasta
Pemerintah Rencana Terapkan Bioavtur Bertahap Mulai 2027

Pemerintah Rencana Terapkan Bioavtur Bertahap Mulai 2027

Pemerintah
Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Pemerintah
Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Swasta
Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

LSM/Figur
Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

LSM/Figur
Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

LSM/Figur
Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

LSM/Figur
Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau